Soal 07: Syahadat Nabi dan Rasul Terdahulu?

Apakah Nabi dan Rasul terdahulu serta umat mereka mengucap dua kalimat syahadat? Kalau iya, gimana bacaan syahadatnya?
(Said)
Jawaban:
Setiap umat niscaya bersyahadat kepada Allah ﷻ dan kepada para Nabi yang diturunkan kepada mereka. Apapun redaksinya tentu akan menggambarkan makna inti tersebut menggunakan bahasa kaumnya saat itu. Dalam hal ini kami belum menemukan secara detail terkait hal ini kecuali prinsip umum yang menjelaskan terhadap hal tersebut.
Prinsip dimaksud dapat kita hayati seperti misalkan dalam Q.S. An-Naml [27] ayat 44, ketika Allah ﷻ berfirman:
Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca”. Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”.
Hasan al-Bashri menjelaskan bahwa Ratu Balqis setelah mengatakan kesaksian di atas lalu ia masuk Islam dan keislamannya itu baik.
Demikian juga firman Allah ﷻ dalam Q.S. Thaha [20] ayat 70:
Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud,seraya berkata: “Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa”.
Ibn Abi Hatim mengatakan dari Ibn ‘Abbas r.a., “Tukang sihir itu berjumlah 70 orang. Pagi hari mereka sebagai tukang sihir dan pada sore harinya mereka menjadi syuhada.”
Namun yang jelas, sebagaimana Allah ﷻ telah mengingatkan kepada kita, bahwa seluruh manusia, termasuk para Nabi, semuanya telah pernah bersaksi bahwa Allah ﷻ benar-benar sebagai Rabb, yakni di hari alastu, sebagaimana firman Allah ﷻ dalam Q.S. Al-A’raf [7] ayat 172:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”
Al Imam Ibn Katsir menafsirkan bahwa Allah ﷻ menciptakan manusia dalam keadaan bersyahadat atas hal itu, dalam keadaan mengatakan kepada-Nya melalui tindakan dan ucapan. Kesaksian itu terkadang dapat berupa ucapan (sebagaimana dalam Q.S. Al-An’am/6:130), dan terkadang berupa tindakan (seperti dalam Q.S. At-Taubah/9:17, Q.S. Al-‘Adiyat/100:7)
Wallaahul musta’an.
Wassalam,
Dr. Wido Supraha
➖➖➖➖➖➖➖➖
💠 Facebook: facebook.com/wido.supraha
📷 Instagram: instagram.com/supraha
🐦 Twitter: twitter.com/supraha
📠 Telegram: telegram.me/supraha
🥏 LINE: https://line.me/ti/g2/PvdgSsOuDMVP-zmvMbAYmA
🎥 Youtube: youtube.com/supraha
🌐 URL: widosupraha.com
Ikuti kelas Tadabbur Al-Qur’an melalui Google Classroom, dan silahkan bergabung dengan kode kelas: ojm91z.
Pertanyaan dapat diajukan melalui: suprahawido@gmail.com, dan jawaban akan disampaikan di Channel:
https://chat.whatsapp.com/0fGNS6MLp1ECiCCQU0GQfz
Terima kasih telah membantu LIKE & SUBSCRIBE Channel YouTube, & SHARE pesan ini.
Kategori
Kalimat perintah para nabi ‘alaihimussalam kepada umat mereka: “Bertakwaklah kepada Allah dan taatlah kepadaku”. Itu sudah menunjukkan makna syahadat yang semestinya diucapkan oleh umat pengikut para nabi ‘alaihimussalam.
Kalimat perintah para nabi ‘alaihimussalam kepada umat mereka: “Bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku”. Itu sudah menunjukkan makna syahadat yang semestinya diucapkan oleh umat pengikut para nabi ‘alaihimussalam.