Lanjut ke konten

Metode Mendidik Qur’ani (1)

Pendidikan anak merupakan amanah sekaligus tanggung jawab besar bagi setiap orang tua. Tujuannya bukan hanya menjadikan anak cerdas secara intelektual, tetapi juga membentuk karakter yang beriman, beradab, dan berakhlak mulia. Al-Quran, sebagai pedoman hidup seorang Muslim, memberikan panduan lengkap tentang metode pendidikan yang efektif dan berorientasi pada pembentukan generasi rabbani.

Syekh Muhammad Naquib al-Attas (1931 M-sekarang) mendefinisikan pendidikan sebagai proses menanamkan ilmu yang bermanfaat ke dalam jiwa anak secara bertahap. Ini berarti pendidikan bukanlah kegiatan instan, melainkan perjalanan panjang yang membutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan konsistensi.

Ayah sebagai Pendidik Utama

Berbeda dengan pandangan umum yang seringkali menempatkan ibu sebagai figur utama dalam pendidikan anak, Al-Quran dan Sunnah justru menekankan peran sentral ayah. Hal ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam Surah At-Tahrim ayat 6:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَا أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ  

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Ayah adalah “kepala sekolah” dalam keluarga, bertanggung jawab menanamkan nilai-nilai keimanan dan membimbing anak menuju kebahagiaan dunia dan Akhirat. Ibu berperan sebagai mitra (wakil kepala sekolah bidang kurikulum) dalam proses pendidikan ini.

Metode Ta’dib dalam Al-Quran

Al-Quran menyajikan beragam metode ta’dib (pendidikan) yang dapat diimplementasikan oleh orang tua. Di antaranya:

Metode 01 | Penguatan Otoritas Muaddib

Otoritas seorang pendidik, baik itu ayah, kakek, atau guru, harus dibangun melalui keteladanan yang nyata. Anak-anak cenderung meniru tindakan dan perilaku orang dewasa di sekitarnya. Oleh karena itu, seorang pendidik harus selalu bertindak, berbicara, dan berpikir berdasarkan ilmu, bukan sekadar emosi atau perasaan, dan bukan bukan dibangun dengan kekerasan atau intimidasi. Beberapa hal yang dapat menguatkan otoritas orang tua sebagai pendidik:

  • Konsistensi Akhlak dan Ibadah: Anak akan lebih menghormati dan mematuhi orang tua yang senantiasa menunjukkan akhlak mulia dan istiqamah dalam beribadah. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 44:

أَتَأۡمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلۡبِرِّ وَتَنسَوۡنَ أَنفُسَكُمۡ وَأَنتُمۡ تَتۡلُونَ ٱلۡكِتَٰبَۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”  

  • Menepati Janji dan Berkata Jujur: Orang tua harus menjaga kepercayaan anak dengan selalu menepati janji dan berkata jujur. Rasulullah ﷺ bersabda sebagaimana riwayat Muslim no. 2607:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.

  • Menjadi Teladan dalam Berpikir: Ajak anak untuk berpikir kritis dan analitis, serta biasakan mencari solusi berdasarkan ilmu dan logika.

Metode 02 | Diskusi dan Nasihat dengan Hikmah

Dialog merupakan salah satu metode efektif dalam pendidikan. Orang tua perlu membangun komunikasi yang intensif dengan anak, mendengarkan keluh kesahnya, dan memberikan nasihat dengan cara yang bijaksana. Metode mendidik dengan dialog dan diskusi dirasa sangat efektif. Kisah ayah bernama Luqman yang mendidik anaknya melalui nasihat dan dialog penuh hikmah dapat diangkat menjadi contoh. Dalam Surah Luqman ayat 13, Allah SWT menceritakan dialog Luqman dengan anaknya:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.'”
(QS. Luqman: 13)

Metode dialog yang dilakukan oleh Luqman menekankan pentingnya nasihat yang bijaksana dan penuh kasih sayang. Pendidik harus menciptakan ruang bagi anak untuk berbicara, berpikir, dan merespons. Dalam proses ini, bukan hanya otoritas pendidik yang terbentuk, tetapi juga pemahaman anak terhadap nilai-nilai kebaikan.

  • Hikmah dalam Berkomunikasi: Sampaikan nasihat dengan bahasa yang mudah dipahami, intonasi yang lembut, dan waktu yang tepat. Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nahl [16] ayat 125:

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”  

  • Memberikan Pemahaman: Fokus pada upaya memahamkan anak, bukan sekadar memerintah atau melarang.
  • Bimbingan Langsung: Dampingi dan bimbing anak dalam menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dua metode di atas merupakan sebagian dari metode ta’dib yang terdapat dalam Al-Quran. Dengan mempelajari dan mengimplementasikan metode-metode tersebut, orang tua dapat mengoptimalkan peran mereka dalam mendidik anak menjadi generasi yang beriman, beradab, dan bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara.

(Bersambung ke Bagian 2)

WidoSupraha.Com

▫️ Web: WidoSupraha.Com
▫️ Telegram: t.me/supraha
▫️ FB: fb.com/suprahawido
▫️ IG: instagram.com/supraha
▫️ Twitter: twitter.com/supraha
▫️ YouTube: youtube.com/supraha
▫️ WA: https://chat.whatsapp.com/IRr5xEgVz5DBcxftSG0Pyp

Admin: wa.me/6287726541098

Tinggalkan komentar