Lanjut ke konten

Metode Mendidik Qur’ani (2)

Mendidik anak adalah salah satu amanah utama bagi orang tua. Dalam Islam, mendidik tidak terbatas hanya pada pembekalan ilmu duniawi, tetapi juga mencakup pembentukan adab yang berujung pada akhlak mulia. Pendidikan yang berbasis Al-Qur’an menekankan pentingnya proses pendidikan yang terus berlanjut dan diterapkan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari dengan prinsip-prinsip pendidikan yang ada dalam Al-Qur’an.

Salah satu metode penting yang banyak digunakan dalam Al-Qur’an adalah tamtsil atau perumpamaan. Tamtsil dalam pendidikan memiliki fungsi untuk membantu anak-anak (dan juga umat manusia pada umumnya) memahami suatu konsep atau ajaran dengan lebih mendalam dan konkret. Dengan menggunakan tamtsil, seorang muaddib bisa menyampaikan ajaran agama dengan cara yang lebih mudah dicerna oleh akal dan hati.

Metode 03 | Pentingnya Menggunakan Tamtsil dalam Pendidikan

Tamtsil adalah salah satu metode yang dipakai dalam Al-Qur’an untuk menjelaskan konsep-konsep yang lebih abstrak kepada manusia. Dengan perumpamaan, pesan yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Metode ini tentu sangat baik dalam mendidik anak-anak, yang kadang sulit memahami konsep abstrak. Tamtsil membantu anak-anak merenungkan dan memahami pesan moral atau spiritual di balik ajaran agama.

Dalam Surah Al-Jumu’ah [62] ayat 5, Allah SWT memberikan contoh tamtsil mengenai orang-orang yang membaca Kitab Suci namun tidak pernah mau tahu isi kandungannya. Allah SWT berfirman:

مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا

“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tidak memikulnya (tidak mengamalkannya), adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab tebal.”

Perumpamaan ini menggambarkan bagaimana seseorang yang hanya membawa atau membaca kitab suci tanpa mengamalkannya sama dengan seekor keledai yang memikul beban berat tanpa memahami isinya. Ini adalah kritik tajam terhadap sikap yang hanya mementingkan hafalan atau pengetahuan tekstual tanpa pemahaman dan pengamalan. Dalam konteks pendidikan, perumpamaan ini mengajarkan bahwa tujuan pendidikan agama bukan hanya untuk membekali anak dengan hafalan atau teori, tetapi juga untuk memastikan bahwa mereka memahami dan menerapkan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, perumpamaan juga dapat mempengaruhi hati dan emosi. Dalam Surah Ibrahim [14] ayat 24-25, Allah SWT memberikan tamsil tentang pohon yang baik, yang akarnya kuat dan cabangnya menjulang ke langit, sebagai perumpamaan bagi perkataan yang baik:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ، تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan izin Tuhannya.”

Ayat ini menggambarkan bahwa orang-orang yang beriman laksana pohon yang yang baik dengan ciri sebagaimana di ayat tersebut. Sehingga, sesiapapun yang berada di sekitar pohon tersebut akan merasakan ketenangan, keteduhan, bahkan kenikmatan. Demikianlah akhlak Muslim yang diharapkan lahir melalui proses pendidikan.

Manfaat Tamsil dalam Pendidikan Anak

  1. Memudahkan Pemahaman Konsep Abstrak
    Anak-anak sering kali sulit memahami konsep-konsep abstrak, seperti keimanan, ketaatan, atau tanggung jawab. Dengan menggunakan tamsil, pendidik dapat menjelaskan konsep tersebut dengan cara yang lebih konkret dan visual, sehingga lebih mudah diterima oleh anak-anak. Perumpamaan seperti pohon yang baik dan pohon yang buruk dalam Surah Ibrahim, misalnya, memberikan gambaran visual yang jelas tentang kebaikan dan keburukan.
  2. Menghubungkan dengan Kehidupan Sehari-hari
    Tamsil yang digunakan dalam Al-Qur’an sering kali mengambil contoh-contoh dari kehidupan sehari-hari, seperti tanaman, hewan, atau fenomena alam. Ini membuat anak-anak bisa lebih mudah menghubungkan ajaran agama dengan realitas yang mereka lihat dan alami dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Membangkitkan Renungan dan Emosi
    Perumpamaan sering kali tidak hanya berfungsi sebagai penjelasan rasional, tetapi juga membangkitkan renungan dan emosi. Perumpamaan tentang keledai yang memikul beban tanpa memahami isinya, misalnya, memberikan gambaran yang kuat tentang betapa sia-sianya ilmu tanpa pengamalan. Hal ini dapat menggerakkan hati anak-anak untuk lebih semangat dalam belajar dan mengamalkan ajaran agama.
  4. Memperkuat Pesan Moral dan Spiritual
    Dengan memberikan tamtsil, pesan moral dan spiritual bisa disampaikan dengan cara yang lebih kuat dan mendalam. Perumpamaan tentang pohon yang baik dan yang buruk, misalnya, menegaskan bahwa kebaikan dan keburukan memiliki akar yang mendalam dan dampak yang luas. Ini mengajarkan anak-anak bahwa setiap perbuatan mereka, baik atau buruk, akan memiliki konsekuensi yang besar dalam kehidupan.

Penggunaan tamsil dalam mendidik anak adalah salah satu metode yang sangat efektif dalam Islam. Dengan perumpamaan, konsep-konsep abstrak menjadi lebih konkret dan mudah dipahami oleh anak-anak. Tamsil juga membantu menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual yang lebih mendalam, serta memperkuat pesan-pesan kebaikan yang disampaikan oleh para pendidik. Sebagai orang tua atau pendidik, penting bagi kita untuk memanfaatkan metode ini dalam proses mendidik, sehingga anak-anak tidak hanya memahami ajaran agama secara tekstual, tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

(Bersambung ke Bagian 3)

WidoSupraha.Com

▫️ Web: WidoSupraha.Com
▫️ Telegram: t.me/supraha
▫️ FB: fb.com/suprahawido
▫️ IG: instagram.com/supraha
▫️ Twitter: twitter.com/supraha
▫️ YouTube: youtube.com/supraha
▫️ WA: https://chat.whatsapp.com/IRr5xEgVz5DBcxftSG0Pyp

Admin: wa.me/6287726541098

Tinggalkan komentar