Nasihan Pernikahan

Hari ini hari bersejarah bagi kalian, disaksikan oleh para sesepuh dan orang-orang shalih, semoga Allah memberikan keberkahan bagi kalian.
Islam menempatkan nikah sebagai sesuatu yang agung. Melaksanakan nikah sesuatu yang mulia.
Kalau akad nikah menjadi ibadah, maka membangun rumah tangga harus kalian kedepankan
Mitsaqan Ghalizan, perjanjian berat dengan sejumlah konsekuensi.
Nikah tidak saja menghalalkan yang haram, namun juga mengharamkan yang halal.
Nikah melahirkan kebebasan, dalam waktu yang sama melahirkan keterikatan dan kebebasan.
Nikah melahirkan sejumlah hak, tapi tidak boleh lupa nikah juga melahirkan kewajiban.
Nikah terkadang menjadi tidak harmonis ketika suami atau isteri hanya menuntut hak tapi melupakan kewajiban. Tunaikanlah kewajiban sepenuh hati niscaya hak akan datang dengan sendirinya.
Beberapa kali Al-Qur’an menceritakan kisah-kisah keluarga rabbani.
Dalam Surat Ar-Rum ayat 21, yakni salah satu ciri-ciri keluarga ideal yakni keluarga yang dihiasi dengan sakinah, mawaddah, warahmah.
Harta penting dalam membangun keluarga tapi harta bisa habis karena celaka.
Kecantikan pun harus dijaga, tapi itu pun akan sirna karena dijemput usia.
Yang lestari dan abadi adalah cinta dan kasih. Karena itu tumbuhkan di antara kalian semangat ta’awun, kreatif menolong istri/suami, menyenangkan istri/suami. Bangun budaya tasamuh (toleran, senitasa memperhatikan keinginan suami dan istri.
Tidak boleh lupa, biasakanlah saling doa mendokan. Ketika kalian bersimpuh di atas sajadah, sebelum atau sesudah shalat memohon sesuatu, jangan lupa sertakan permohonan untuk keselamatan dan kebahagiaan istri dan suami. Atau pada suatu saat kalian sedang memohon ampun kepada Allah, sertakan permohonan ampun untuk istri/suami. Doa yang terbaik itu adalah doa untuk orang lain terutama suami/istri disertai dengan ketulusan dan ikhlas.
Kalau suatu saat suami dihadapkan dengan suatu masalah yang berat, istri hendaknya mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat syukrul wudhu dan berdoa: Yaa Allah tolong dia, sayangi dia, rahmati dia, berkati dia. Pintu ‘arsy seolah2 terbuka, ribuan malaikat turun mengamini doa istri yang tulus dan ikhlas.
Akhi,
Rumah tangga adalah bagian dari kehidupan duniawi yang fana.
Rumah tanggal sangat tergantung bagaimana kalian menyikapi ujian demi ujian. Tidak sedikit kegagalan dan musibah karena kebodohan dan kesalahan kita. Sadar akan kekurangan diri adalah pintu gerbang perbaikan diri. Tidak sadar akan kekurangan diri, dan merasa sempurna akan sulit diperbaiki.
Betapapun besar ujian yang melanda kita, jangan pernah berputus asa dari pertolongan Allah.
Nyatakanlah oleh kalian berdua di penghujung jalan: Hasbunallaahu wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’man nashiir.
Serahkan seluruh kesulitan kepada orang lain, sebelum kalian menyerahkan kepada orang lain yang belum tentu bisa menolong kalian.
Satu lagi, birrul walidain, khidmat kepada kedua orang tua. Ridhallah Ridha Rabbi fi ridhal walidain. Murka Allah tergantung kepada murka ayah dan ibunya kepada yang bersangkutan.
Pesan moral di hadapan ratusan sahab di masjid nabawi:
Kullu dzunuubi wa akhirullahu ma yasyaal illaa huquuqul waalidain.
Baarakallaahu lakum.
(Disarikan dari nasihat Dr. Miftah Farid)