3 dari 10 Tanaman Terbaik Ramadhan

Saudaraku,
Ramadhan, ditunggu atau tidak tetap akan hadir menemui kita.
Ramadhan, siap tidak siap akan datang menghadapi kita.
Persoalannya bukan pada Ramadhan yang hadir, tapi apakah kita menghadirkan hati, perasaan, dan kekuatan jiwa kita dalam menghadapi Ramadhan.
Kita bukanlah Nabi, tidak ma’shum, belum jelas masuk Jannah, dan hisab pun masih mengkhawatirkan, tentu kita lebih sangat membutuhkan Ramadhan sebagai pelebur dosa-dosa kita sekaligus menggandakan kualitas umur kita.
Saudaraku,
Berpuasa itu mudah sekali, sambil tiduran pun tetap berpuasa.
Beda banget dengan Shalat yang harus mengkhususkan waktu, tempat dan pikiran.
Berpuasa itu tidak usah dipikirkan, karena anak kecil pun mampu berpuasa.
Bagi anak kecil, berpuasa itu adalah tidak makan dan tidak minum mulai adzan Subuh sampai adzan Maghrib.
Lalu bagaimana dengan kita ya?
Apakah kita pun memaknai puasa persis sama dengan pemaknaan setiap anak kecil yang telah berhasil berpuasa?
Saudaraku,
Kalau boleh diibaratkan nih, Ramadhan itu laksana sebidang tanah luas nan subur yang dipinjamkan Allah ﷻ untuk kita.
Iya, Allah pinjamkan hanya sebulan, dan nanti Allah akan lihat apakah ada hasil panen yang dihasilkan.
Tanah subur itu tidak perlu disiram tidak perlu dipupuki lagi, cukup ditanami saja, dengan cepat tanaman akan tumbuh.
Tumbuh menjulang tinggi dan memberikan banyak buahnya.
Tapi kalau tidak ditanami, akhir bulan Saudara tetap akan panen.
Panen rumput ilalang ….
Saudaraku,
Puasa tidak diketahui pasti besar pahalanya, seluruhnya milik Allah.
Tapi setiap amalan yang ditegakkan di bulan itu oleh orang yang berpuasa, pahalanya berlipat ganda.
Amalan itulah tanamannya.
Ragam tanaman dapat kita pilih, dan semuanya baik, tapi mampukah kita memilih yang terbaik dari yang baik?
Kalau begitu, Ramadhan bukan sekedar sukses berpuasa.
Tapi Ramadhan sedang menantang kita, seberapa banyak pohon kita tanam, dan seberapa besar hasil panen kita.
Di titik inilah kita perlu memilah hingga memilih, tanaman apa yang terbaik dalam bimbingan Islam.
Saudaraku,
TANAMAN PERTAMA : MENGAKHIRKAN SAHUR
Kalau disebut sahur, umumnya Saudara memahaminya sebagai makan sahur.
Tidak salah, tapi jangan lupa bahwa sahur bermakna waktu akhir malam.
Lihat Q.S. Ali ‘Imran [3] ayat 17:
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
Dengan demikian, sebelum kita berbicara tentang makan, perlu kita ingat bahwa keberkahan dalam waktu sahur adalah keberkahan yang utama, karena di akhir malam itu Allah Swt turun dan berkata, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.”
Hikmahnya, waktu sahur adalah waktu bermunajat, waktu berdo’a, waktu menangis dan merengek kepada Allah Swt.
Allah telah bantu mengkondisikan keluarga Ayah dan Bunda dengan Ramadhan, di antaranya dengan waktu sahur, maka janganlah pengkondisian ini justru dilemahkan oleh Ayah dan Bunda dengan mengganti waktu sahur dengan waktu ‘haha-hihi’ akibat tayangan televisi di waktu sahur.
*
Berikutnya tentang terma ‘mengakhirkan’, disinilah letak tanaman terbaik itu.
Mengakhirkan bermakna lebih menguatkan, lebih siap, dan lebih menyehatkan.
Semoga kita tidak sia-siakan tanaman terbaik pertama ini, meskipun hanya dengan segelas air bening dan 7 butir kurma ajwa 🙂
Saudaraku,
TANAMAN KEDUA : MENYEGERAKAN BERBUKA
Berbuka adalah kebahagian setiap orang yang berpuasa.
Satu kebahagian diperolehnya di dunia, dan satu lagi nanti diperolehnya di akhirat.
Berbuka adalah fase transisi bukan fase makan sempurna.
Satu tahapan yang harus dilalui dengan benar agar lahir kesehatan paripurna.
Berbuka adalah waktunya berdo’a sehingga ia tersambung dengan waktu sahur.
Satu waktu mustajab untuk berdo’a sebagaimana berdo’a adalah satu di antara program utama Ramadhan.
Berbuka adalah kedispilinan akan waktu, dan kedisiplinan adalah program hidup terbaik.
Memperpanjang waktu puasa tidak akan menambah pahala seseorang, karena berpuasa punya waktu mulai dan waktu akhir.
Jika kita mampu menghayati berbuka pada waktunya, memahaminya sebagai fase transisi, dan memanfaatkan waktunya untuk memperbanyak do’a, Allah akan mudahkan kita meraih Taqwa.
Saudaraku,
TANAMAN KETIGA : BERDIRI DI WAKTU MALAM
Siang adalah Shiyam, sementara Malam adalah Qiyam
Rutinitas ini akan kita lakukan mulai dari hari pertama hingga hari kedua puluh.
Siang adalah menahan diri dari makan, minum, jima’, berkata buruk, berbuat sia-sia.
Malam adalah menahan diri dari tidur terlalu lama, menonton tv, berbuat sesuatu tanpa menambah kebaikan.
Jika siang kita mampu menikmati shiyam, maka malam sepantasnya kita mampu menikmati qiyam.
Jika shiyam itu menahan, maka qiyam itu berdiri.
Dengan demikian, kita sedang berbicara tentang menikmati berdiri, bukan sekedar mengejar jumlah rakaat.
Kembali memori kita teringat bagaimana kaki Nabi Saw bengkak-bengkak, karena ia menikmati berdiri.
Kembali memori kita teringat bagaimana do’a Nabi Zakaria a.s. dikabulkan saat ia berdiri di penghujung malam.
Saudaraku, jangan sepelekan berdiri, nikmatilah berdiri, karena dampak dari kenikmatan berdiri itulah, sehingga shalat itu dinamakan Tarawih, beristirahat setelah menikmat berdiri yang panjang.
Demikian Saudaraku, 3 (tiga) dari 10 (sepuluh) tanaman terbaik yang semoga mendorong Ramadhan kita besok menjadi Ramadhan yang luar biasa, bukan Ramadhan yang biasa-biasa.
Wassalamu ‘alaikum warahmatullah,
Wido Supraha
Website: supraha.com
Join Channel Telegram: t.me/supraha
Kategori