Lanjut ke konten

Mari Tegakkan Substansi ‘Id al-Fithri: Melanjutkan Ketaatan dalam Ketaqwaan

🔗 Link Tipe Pendengar (Auditori):
https://anchor.fm/widosupraha/episodes/Pelajaran-Idul-Fithri-adalah-Melanjutkan-Ketaatan-dalam-Ketakwaan-eehebm

🔗 Link Tipe Pembaca (Literasi Baca):
https://widosupraha.com/2020/05/24/mari-tegakkan-substansi-id-al-fithri-melanjutkan-ketaatan-dalam-ketaqwaan/

📚 MARI TEGAKKAN SUBSTANSI ‘ID AL-FITHRI: MELANJUTKAN KETAATAN DALAM KETAQWAAN

▪️ Kata ‘Īd diambil dari kata i’tiyād (kebiasaan), atau ‘āda (kembali) menurut Ibn Faris, atau penuh kebahagiaan dan pemenuhan kenyamanan (فإن العيد يشعر بالفرح واستيفاء اللذة) menurut Imam Waliyullah ad-Dahlawi (1703-1762 M) dalam Hujjatullāh al-Bālighah hlm. 528, atau kegembiraan baru yang terus berulang (سمي العِيدُ عيداً لأَنه يعود كل سنة بِفَرَحٍ مُجَدَّد) dalam Lisān al-‘Arab, 3/315. Demikian tinjauan dari kumpulan makna bahasa (ma’ājim lughawiyyah).

▪️Idul Fithri adalah Hari Raya Kemenangan bagi Mukmin yang dengan penuh keimanan dan ihtisāban, melakukan ibadah shiyām (berpuasa), qiyām (shalat malam), dan mengeluarkan Zakat Fithri di bulan Ramadhan

▪️Idul Fithri adalah hari untuk pertama kalinya orang-orang beriman kembali berbuka, makan dan minum seperti biasa setelah sebulan penuh berpuasa di siang hari, sebagaimana di dalam kamus al-Ma’āni, اَليَوْمُ اْلأوَّلُ الَّذِي يَبْدَأُ بِهِ الإفْطَارُ لِلصَّائِمِيْنَ.

▪️Idul Fithri bermula di bulan Syawwāl, bulan yang bermakna peningkatan amal, sebagaimana kata ‘Syawwal’ (شَوَّالُ) yang berasal dari kata ‘syāla’ (شَالَ) dan bermakna ‘irtafa’a’ (اِرْتَفَعَ). Sebagaimana dalam Nihāyah al-Zain fī Irsyād al-Mubtadi’īn yang ditulis oleh Muhammad bin Umar an-Nawawi al-Bantani (1813-1897 M), bahwa peningkatan terlihat jika Mukmin dapat melanjutkan amaliah Ramadhan di bulan-bulan berikutnya dengan istiqamah.

▪️Fitrah manusia adalah bertauhid (menuhankan Allah Yang Satu), beribadah (mengekspresikan cinta kepada Allah Yang Satu), dan berakhlak mulia (menegakkan adab makhluk kepada Allah Sang Khalik). Kesucian jiwanya di hadapan Allah (hablun min Allāh) yang paripurna akan mendorongnya untuk melahirkan kesucian jiwa di hadapan manusia (hablun min an-nās).

▪️Banyak manusia yang gemar menumpuk amal shalih, namun tidak sedikit yang tidak mampu merawat tumpukan amalnya, bahkan banyak yang akhirnya menjadi sosok yang bangkrut (al-muflis). Hal ini karena jiwanya tidak terdorong untuk menyelesaikan muamalah sesama manusia, baik melalui lisannya, perbuatannya, hingga akad-akadnya yang pernah dibuatnya.

▪️Substansi harus lebih diperhatikan daripada sekedar tampak luarnya semata (العبرة بالجوهر لا بالمظهر). Pelajaran Idul Fithri adalah pelajaran untuk memelihara ketaqwaan dan melanjutkan ketaatan, maka jangan terlalu bergembira hingga meninggalkan kebaikan yang telah kita mulai selama Ramadhan. Di antara balasan kebaikan adalah lahirnya kebaikan berikutnya dan di antara balasan keburukan adalah lahirnya keburukan selanjutnya. (مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا، وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ بَعْدَهَا), kaidah yang diambil ulama dari Q.S. Ar-Rahmān [55] ayat 60 dan Q.S. Asy-Syūrā [42] ayat 40.

▪️Semoga Allah SWT menerima Amal Ibadah Kita Semua (taqabbalallāhu minnā wa minkum), Selamat Hari Raya dan Meraih Kemenangan (min al-‘Āidīn wa al-Fāizīn), Sugeng Riyadi (Selamat Berlebaran), ‘Īdukum Mubārak, ‘Idukum Sa’īd.

Wido Supraha
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
📡 Telegram: @supraha | 🐦 Twitter: @supraha | 💢 IG: @supraha | 🎥 YouTube: @supraha | 🌐 widosupraha.com

📲 Channel WA: https://chat.whatsapp.com/F8Es7TJzyj89XZOdX0yzwl

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: