Lanjut ke konten

Optimalisasi Ibadah di 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Oleh: Dr. Wido Supraha, M.Si. (Wakil Ketua Umum PUI)

supraha@gmail.com | 0815 891 25 22

Bersama izin Allah ﷻ, kita memasuki bulan Dzulhijjah, satu dari empat bulan haram yang mulia.[1] Sebagaimana namanya, di bulan ini diselenggarakan ibadah Haji di Kota Makkah al-Mukarramah. Banyak kaum muslimin dari berbagai penjuru tumpah ruah di Kota Makkah, untuk menapaktilasi perjuangan haji Nabi Muhammad ﷺ ketika berumur 62 tahun di tahun 12 H.

            Keutamaan bulan Dzulhijjah tidak saja karena Haji, dan tidak pula karena ia bulan haram dimana perbuatan halal di bulan ini dilipatgandakan pahalanya. Lebih khusus daripada itu, amalan yang dilakukan di 10 (sepuluh) hari pertama Dzulhijjah jauh lebih dicintai daripada hari-hari selainnya. Keutamaannya hanya dapat dikalahkan dengan amalan mujahid yang penuh keikhlasan berjihad di jalan Allah, dan tidak kembali kecuali tinggal namanya saja.

Rasulullah ﷺ bersabda sebagaimana Hadits Riwayat al-Bukhari no. 969:

ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر. قالوا ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذالك بشيء

“Tidak ada hari yang amal shalih di waktu tersebut lebih dicintai Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini.” Para sahabat bertanya: “Apakah lebih baik daripada jihad di jalan Allah?” Beliau bersabda, “Iya. Lebih baik daripada jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwanya dan (mendapatkan mati syahid).”

Dialog 30 Menit – Marhaban Ya Dzulhijjah

            Tentu saja jika sesuatu itu dicintai Allah, maka pasti lebih utama di sisinya, sebagaimana Ibn Rajab al-Hanbali (1335-1393 M) menjelaskan: وإذا كان أحب إلى الله فهو أفضل عنده. Terlebih, di bulan Dzulhijjah-lah Islam disempurnakan sebagaimana Surat Al-Maidah [5] ayat 3. Keutamaan 10 hari pertama Dzulhijjah juga terlihat sebagaimana dijadikan bagian dari sumpah Allah ﷻ dalam Surat Al-Fajr [89] ayat 1-2:

وَالْفَجْرِۙ وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ

Demi fajar, dan demi (10 hari pertama bulan Dzulhijjah).

            Secara umum, seluruh amal shalih yang diniatkan hanya untuk mencari ridha Allah ﷻ mendapatkan balasan keutamaan yang besar di sepanjang bulan Dzulhijjah, dan wa bil khushush di 10 hari pertamanya, dan juga pada waktu-waktu yang dijelaskan Rasulullah ﷺ. Di antara yang biasa dilakukan oleh para ulama untuk mengoptimalisasikan kehadiran bulan Dzulhijjah, selain tentunya ibadah Haji, adalah sebagai berikut:

  1. Puasa

Puasa adalah amalan yang sangat disukai Nabi Muhammad ﷺ, bahkan Nabi ﷺ selain puasa 3 hari di setiap bulan, menganjurkan puasa Dawud, yakni sehari berpuasa dan sehari berbuka. Maka berdasarkan keumuman keutamaan di 10 hari pertama ini, kaum muslimin dapat melakukan amalan puasa di sepanjang 9 hari pertamanya. Disebutkan dalam riwayat Abu Dawud no. 2437:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ.

Rasulullah ﷺ biasa berpuasa pada 9 (Sembilan) hari (di awal) Dzulhijjah, pada hari ‘Asyura (10 Muharram), tiga hari setiap bulan, hari Senin di awal bulan, serta hari Kamis.

Selain itu, tentunya puasa Arafah, sebagaimana Rasulullah ﷺ pernah bersabda dalam riwayat Imam Muslim no. 1162:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ

Puasa ‘Arafah semoga dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang.

  • Dzikir

Banyak berdzikir di 10 hari pertama Dzulhijjah memiliki dorongan motivasi dari Allah ﷻ, sebagaimana penafsiran Abdullah ibn ‘Abbas r.a. terhadap kalimat ‘أيام معلومات’ dalam rangkaian ayat-Nya pada Surat Al-Hajj [22] ayat 28:

لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَ ۖ

Di antara yang dikisahkan gemar berdzikir dengan bertakbir di pasar-pasar adalah dua sosok mulia sebagaimana tercantum dalam penjelasan al-Bukhari yang dikutip dalam tulisan al-Hajuriy:

وكان ابن عمر، وأبو هريرة يخرجان إلى السوق في أيام العشر، فيكبران ويكبر الناس بتكبيرهما

Ibn ‘Umar dan Abu Hurairah r.a. keluar ke pasar-pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Mereka bertakbir, dan orang-orang pun ikut bertakbir karena mendengar takbir dari mereka berdua.

            Maka dzikir yang dapat dilakukan selain memperbanyak takbir, juga dengan tahlil dan tahmid, sebagaimana pesan Nabi ﷺ dalam riwayat Ahmad no. 6154:

ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد

Tidak ada hari-hari yang lebih agung dan lebih dicintai Allah melakukan amalan di dalamnya dibandingkan pada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah di dalamnya dengan tahlil, takbir dan tahmid.

  • Amal Shalih

Melakukan berbagai amal shalih yang diajarkan secara umum dalam Islam seperti bersedekah, shalat Sunnah, tilawah Al-Qur’an, silaturrahim, melayani orang tua, memberi hadiah kepada guru, memuliakan anak yatim, dan bentuk-bentuk amal shalih lainnya. Dalam hadits riwayat ad-Darimi (II/26) disebutkan kebiasaan Sa’id bin Jubair r.a. yang semakin bersungguh-sungguh ketika memasuki awal bulan Dzulhijjah.

كَانَ سَعِيْدُ بْنُ جُبَيْرٍ إِذَا دَخَلَ أَيَّامَ الْعَشْرِ، اِجْتَهَدَ اِجْتِهَادًا شَدِيْدًا حَتَّى مَايَكَادُ يَقْدِرُ عَلَيْهِ

Adalah Sa’id bin Jubair r.a. jika memasuki 10 (sepuluh) hari pertama Dzulhijjah, beliau sangat bersungguh-sungguh (dalam amal) sampai-sampai dia hampir tidak mampu melakukannya.

  • Kurban

Kurban adalah amaliyah yang hukumnya Sunnah Muakkadah. Amal ini dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Keikhlasan dan besarnya pengorbanan adalah syarat sempurnanya amal. Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Kautsar [108] ayat 2:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

Maka laksanakanlah Shalat karena Rabb-mu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).

            Disunnahkan bagi para pekurban untuk tidak memotong rambut dan kukunya setelah masuk bulan Dzulhijjah, sebagaimana pesan Nabi ﷺ dalam riwayat Muslim no. 1977:

مَنْ كَانَ لَهُ ذَبْحٌ يَذْبَحُهُ فَإِذَا أَهَلَّ هِلَالَ ذِيْ الْحِجَّةِ، فَلاَ يَأْخُذَنَّ مِنْ شَعْرِهِ وَلَا مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُضَحِّي.

Barangsiapa yang memiliki hewan yang hendak dia sembelih (pada hari raya), jika sudah masuk tanggal 1 Dzulhijjah maka janganlah memotong (mencukur) rambutnya dan kukunya sedikitpun, sampai dia menyembelih qurbannya.

Semoga Allah ﷺ menerima seluruh amal shalih kita dan membalasnya dengan pahala yang berlipag ganda bersama kemuliaan bulan Dzulhijjah. Amin.


[1] Bulan haram ada 4 (empat), yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab, sebagaimana Hadits riwayat al-Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679.

Kategori

Kajian

One thought on “Optimalisasi Ibadah di 10 Hari Pertama Dzulhijjah Tinggalkan komentar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: