Khutbah Idul Adha 1441 H

Oleh: Dr. Wido Supraha, M.Si. (Wakil Sekretaris Komisi Ukhuwah MUI Pusat | Dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor)
Tema: “Teladanilah Nabi Ibrahim a.s. seutuhnya”
اللهُ أَكْبَر اللهُ أَكْبَر اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر اللهُ أَكْبَر اللهُ أَكْبَر، اللهُ أَكْبَر اللهُ أَكْبَر اللهُ أَكْبَر. اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلهِ كثيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأصِيْلاً
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ أَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ
اْلحَمْدُ للهِ،
أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّد وَ عَلَى أَلِ سَيِّدِنا مُحَمّدٍ أَمَّا بَعْدُ:
أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ،
قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ،
يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Ma’asyir al-muslimīnrahīmanīwarahīmakumullāh,
Pagi ini, kenangan kisah Nabi Ibrahim a.s. kembali mendobrak alam bawah sadar kita, sudahkah kita bergantung hanya kepada Allah SWT
Pagi ini, kenangan kehidupan Nabi Ibrahim a.s. kembali mengingatkan kita sudahkah kita berkorban jiwa dan raga hanya untuk Allah SWT.
Pagi ini, kenangan perjuangan Nabi Ibrahim a.s. kembali mengisi kekosongan motivasi dan semangat kita untuk tidak pernah surut membela dan menegakkan agama Allah SWT.
Pagi inilah puncak tahunan dari kumandang Shalawat Ibrahimiyah yang sentiasa kita lantunkan dalam shalat-shalat kita untuk meraih fadhilahnya:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وعلى آلِ إبْراهِيمَ،
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما بَاركْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آل إبراهيم في العالَمِينَ إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Ma’asyir al-muslimīnrahīmanīwarahīmakumullāh,
Satu persatu do’a yang dipanjatkan Nabi Ibrahim a.s. telah dikabulkan Allah SWT, meski tidak dikabulkan dalam waktu segera, mengingatkan bahwa tugas manusia hanya berdo’a, mengangkat kedua tangan, bukan menjadi Tuhan yang memaksa segala sesuatu sesuai keinginan manusia.
Do’a beliau dalam Surat Al-Baqarah [2] ayat 126: Rabbij’al hadza baladan aminan warzuq ahlahu minatsamarati man amana minhum billahi wal yauwmil akhiri (“Ya Rabb jadikanlah negeri Mekkah ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.”), telah dikabulkan atas Makkah al-Mukarramah.
Do’a beliau dalam Surat Al-Baqarah [2] ayat 129: Rabbana wab’ats fihim rasulam minum yatlu ‘alaihim ayatika wa yu’allimuhumul kitaba wal hikmata wa yuzakkihim, innaka antassami’ul ‘alim (“Ya Rabb kami, utuslah di tengah mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka dan menyucikan mereka. Sungguh Engkaulah yang Maha Perkasa Maha Bijaksana.”), telah dikabulkan atas diutusnya Nabi Muhammad SAW.
Ma’asyir al-muslimīnrahīmanīwarahīmakumullāh,
Bacalah Do’a Nabi Ibrahim a.s. dalam Surat Ash-Shaffat [37] ayat 100 agar dikaruniai anak yang shalih: Rabbi hablii minashshaalihiin (Yaa Rabb, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang-orang yang shalih)
Bacalah Do’a Nabi Ibrahim a.s. dalam Surat Ibrahim [14] ayat 40 agar kita dan keturunan kita mencintai ibadah Shalat: Rabbij’alnii muqiimashshalaati wa min dzurriyyatii rabbanaa wa taqabbal du’a (Ya Tuhanku, jadikanlah aku orang yang tetap mendirikan salat, dan begitupun anak cucuku, Ya Rabb, kabulkanlah do’aku.)
Bacalah Do’a Nabi Ibrahim a.s. dalam Surat Ibrahim [14] ayat 41 agar khususnya kedua orang tua dan begitupun seluruh kaum mukminin mendapatkan ampunan Allah SWT: Rabbanaghfirlii waliwaalidayya wa lil mukminiina yauma yaquumul hisaab (Ya Rabb kami, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan juga seluruh orang-orang beriman hingga hari perhitungan kelak)
Bacalah Do’a Nabi Ibrahim a.s. dalam Surat Al-Baqarah [2] ayat 127 setiap kali selesai melakukan amal kebaikan agar Allah SWT menerima keringat dan keikhlasan kita: Rabbanaa taqabbal minnaa innaka antassamii’ul ‘aliim (Yaa Rabb kami, terimalah amal kami, sungguh Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui)
Ma’asyir al-muslimīnrahīmanīwarahīmakumullāh,
Wahai Pemuda: Jadilah sebagaimana Nabi Ibrahim a.s. di saat muda, yang memegang teguh kebenaran meski sendirian, yang menemukan hakikat Tuhan dengan penuh kecerdasan, meski di saat itu tak seorang pun memandunya, tak satu kitab suci pun dibacanya. Dialah sosok pemuda penuh harapan, dengan kecerdasan dan kekuatan, mengisi masa mudanya dengan penuh pengorbanan dan perjuangan, dikenang berlimpah kebaikan, sejak dulu hingga kelak di masa depan.
Wahai Ayah: Jadilah sebagaimana Nabi Ibrahim a.s. di saat menjadi Ayah, yang senang menyempatkan waktu berdialog dengan seluruh anak-anaknya, meski kesibukan dan beban perjuangannya jauh melampaui manusia kebanyakan. Ia terlibat menanamkan iman pada relung jiwa anak-anaknya, memberikan narasi kehidupan untuk melanjutkan perjuangan, mewasiatkan agar anak-anaknya tidak mati kecuali dalam kondisi ber-Islam, senantiasa memasrahkan diri kepada Allah SWT, tak pernah putus tahlil dari lisannya, dan selalu berprasangka baik kepada-Nya. Di antara pesan yang berkesan:
يٰبَنِيَّ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰى لَكُمُ الدِّيْنَ فَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ۗ
“Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”
Ma’asyir al-muslimīnrahīmanīwarahīmakumullāh,
Demikianlah Nabi Ibrahim a.s., seluruh hidupnya berada dalam ketundukan pada aturan Allah SWT, meski diperintahkan untuk menyembelih anaknya, Isma’il a.s. Dia tidak tumbuh menjadi sosok agnostik-teisme apalagi atheis. Baginya, kebenaran itu ada dan bisa diraih melalui Kitab Suci. Kebenaran itu tidaklah relatif. Ia tidak pernah takut menyatakan kebenaran di hadapan siapa pun, di hadapan komunitas penyembah berhala maupun di hadapan Raja Namrud. Kepada para penyembah berhala, dengan cerdas khas pemuda, ia balik logika orang-orang musyrik:
أَفَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكُمْ شَيْئًا وَلا يَضُرُّكُمْ
Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?
(Q.S. Al-Anbiya [21] ayat 66)
Kepada Raja Namrud bin Kan’an, dengan berani ia ikrarkan:
رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ
“Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan.”
فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ
“Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.”
(Q.S. Al-Baqarah [2] ayat 258)
Ma’asyir al-muslimīnrahīmanīwarahīmakumullāh,
Demikianlah Nabi Ibrahim a.s., seluruh hidupnya kita ulang kaji pagi ini, karena ia terus bekerja melayani umat, bukan minta dilayani. Memberi manfaat untuk umat, bukan mengambil manfaat. Memudahkan umat bukan mempersulit umat. Ia sadar, tidak akan tumbuh pohon tanpa dirawat dan disiram. Tidak akan teraih Jannah, tanpa pengorbanan di dunia. Tidak akan teraih kemenangan tanpa persatuan dalam pengorbanan. Di kala jiwa merasa berat melaksanakan, di saat itulah semangat berkorban menemukan ujian. Tanpa persatuan, hanya akan lahir kelemahan, hadirlah kehinaan.
Demikianlah Nabi Ibrahim a.s., seluruh inspirasi kehidupannya mengingatkan umat untuk tidak berlama-lama tertidur lelap. Bangunlah. Tegakkan semangatmu sebagai umat mayoritas di negeri ini. Warnailah negeri ini dengan pengorbanan demi pengorbanan untuk menjadikan nilai-nilai Islami mewarnai Rancangan Undang-Undang yang dibuat oleh para anggota DPR, mewarnai seluruh Peraturan Pemerintah yang dibuat oleh para pemimpin negeri dan wilayah. Di negeri manapun hari ini di dunia, umat mayoritas lebih didengar suaranya, bukan menjadi umat yang terasing. Jika kita menghendaki baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, perjuangkanlah secara konstitusi. Jika umat terlambat bangkit, jangan salahkan para perusak negeri, 24×7 jam berjuang memenangkan nilai-nilai yang mereka yakini: komunisme, sekularisme, liberalisme, feminisme, pluralisme, kapitalisme, gender, & LGBT. Kita awali berkurban kambing atau sapi pagi ini, kita lanjutkan dengan berkurban waktu, tenaga, harta demi tegaknya kewibawaan kaum muslimin di Indonesia. Semoga Allah SWT menerima seluruh pengorbanan kita, dengan menjaga keikhlasan menuju ridha Allah semata.
أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطنِ الرَّجِيْمِ.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ.
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الاَبْتَرُ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ.
فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
📡 Telegram: @supraha | 🐦 Twitter: @supraha | 💢 IG: @supraha | 🎥 YouTube: @supraha | 🌐 widosupraha.com
📲 Channel WA: https://chat.whatsapp.com/F8Es7TJzyj89XZOdX0yzwl
Kategori