Buah Keikhlasan

Hadirin, sidang Jum’at yang mudah-mudahkan dimuliakan Allah SWT.
Ikhlas bermakna melakukan suatu amal semata-mata hanya untuk Allah SWT. Terdapat 2 (dua) syarat agar suatu amal dipandang sah secara syari’at yaitu ikhlas dan benar karena mengikuti tuntunan Rasulullah SAW (mutaba’ah), dan terdapat 2 (dua) syarat agar suatu amal dipandang sempurna, yaitu bersungguh-sungguh (mujahadah) dan bersegera.
Ikhlas hanya dapat dibaca oleh Allah SWT karena terletak di dalam hati, sebagaimana firman-Nya dalam surat Ali ‘Imran [3] ayat 29:
قُلْ اِنْ تُخْفُوْا مَا فِيْ صُدُوْرِكُمْ اَوْ تُبْدُوْهُ يَعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ
Katakanlah, “Jika kamu sembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan,
Allah pasti mengetahuinya.”
Ikhlas adalah amalan hati yang menjadi inti yang dinilai Allah SWT dari setiap amal jasadi yang kita tampakkan. Sebagai contoh, ketika Muslim menyembelih hewan kurban, maka sejatinya yang dinilai adalah pengorbanan jiwa kita yang semata-mata karena Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam Surat Al-Hajj [22] ayat 37:
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ
Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu.
Dengan demikian, ikhlas adalah pondasi dasar dalam beramal, dan hendaknya Muslim selalu menjaga keikhlasan dan memperbaharui niatnya untuk selalu lurus mengharapkan ridha Ilahi. Allah SWT mengingatkan kita dalam Surat Al-Bayyinah [98] ayat 5:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan Shalat dan menunaikan Zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).
Hadirin, sidang Jum’at yang mudah-mudahkan dimuliakan Allah SWT.
Jika kita mempelajari Riyadhushshalihin, minimal terdapat minimal 3 (tiga) keutamaan dari senantiasa meluruskan niat, yakni:
1. Diterimanya Amal Shalih
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana riwayat al-Bukhari No. 1:
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.”
2. Dibangkitkan dengan penuh kebaikan
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana riwayat al-Bukhari no. 2118:
يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ ، ثُمَّ يُبْعَثُونَ عَلَى نِيَّاتِهِمْ
“… mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka.”
Mari selalu jaga prasangka baik kita kepada Allah dan selalu memilih amal-amal shalih yang diniatkan hanya mencari keridhaan Allah, agar kelak kita dibangkitkan bersama ridha Allah SWT.
3. Diberikan keberkahan yang banyak
Sangat banyak hadits nabawi yang menjelaskan betapa begitu banyak keberkahan yang diberikan kepada para mukhlishin, orang-orang yang ikhlas seperti tetap dicatat melakukan amal shalih yang ia rutin lakukan ketika suatu saat ia tidak bisa melakukannya karena adanya halangan yang bersifat udzur syar’i seperti sakit atau menjaga orang tua. Kita juga ingat dengan kisah 3 (tiga) orang yang terjebak di dalam gua, dan kemudian dapat keluar dari gua tersebut, setelah batu yang menutupnya dibuka Allah berkat tawassul dari amal ikhlas yang dahulu pernah mereka kerjakan.
Allah SWT sangat menginginkan umat ini seluruh masuk ke Jannah, sehingga suatu amal yang baru berawal dengan niat saja sudah dicatat-Nya sebagai satu amal kebaikan yang sempurna, dan jika amal shalih itu pada akhirnya dikerjakan maka ia dapat balasan pahala hingga 700x lipat.
Begitu juga Muslim yang dengan penuh keikhlasan berangkat ke Masjid untuk menunaikan shalat berjama’ah, dan ia menguatkan niatnya itu dengan berwudhu dari rumah dan mengenakan pakaian terbaik, maka setiap langkahnya ke masjid akan menaikkan derajatnya sekaligus menghapus kesalahannya, dan setelah ia shalat dua raka’at di Masjid, sembari menunggu datangnya waktu iqamah, ia sentiasa dido’akan oleh malaikat: “Ya Allah ampuni dia, rahmati dia, terimalah taubatnya.”
Semoga Allah SWT memudahkan kita semua untuk selalu menjaga keikhlasan kita. Amin ya Rabb al-’Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ,
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ,
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Kategori