7 Adab Muslim dalam Mencintai Nabi Muhammad ﷺ

Oleh: Dr. Wido Supraha
(Wakil Ketua DPP Persatuan Ummat Islam)
إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَعَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ ، أَمَّا بَعْدُ :
أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى ؛ فَإِنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ وَأَرْشَدَهُ إِلَى خَيْرٍ أُمُوْرٍ دِيْنِهِ وَدُنْيَاهُ .
Ma’asyiral Muslimin wa Zumratal Mukminin rahimani wa rahimakumullah,
Di antara nikmat terbesar kita hari ini sebagai manusia adalah dilahirkan sebagai Muslim yang dibimbing aqidahnya, ibadahnya, dan akhlaknya berpandukan Al-Qur’an al-Karim, dan diberikan teladan tentang bagaimana beraqidah, beribadah, dan berakhlak yang benar dan terbaik dengan diutusnya Rasūlullah Muhammad ﷺ. Jasa terbesar Rasūlullah ﷺ kepada kita dengan demikian adalah bimbingan untuk selalu berada di jalan yang lurus, sebagaimana firman-Nya dalam Surat Asy-Syura [42] ayat 52:
وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“…Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.”
Maka di antara adab seorang Muslim kepada Utusan Allah, Rasūlullah Muhammad ﷺ adalah:
1. Mengutamakan Rasūlullah ﷺ dan keluarganya daripada dirinya sendiri
Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Ahzab [33] ayat 6:
اَلنَّبِيُّ اَوْلٰى بِالْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ اَنْفُسِهِمْ وَاَزْوَاجُهٗٓ اُمَّهٰتُهُمْ ۗ
“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.”
2. Memuliakan Rasūlullah ﷺ di saat menyebutnya
Sebutlah nama beliau dengan panggilan yang tidak sama dengan penyebutan kita kepada orang-orang di sekitar kita hari ini. Dialah Sayyidina wa Habibina Rasulillah Muhammad ﷺ. Allah ﷻ berfirman dalam Surat An-Nur [24] ayat 63:
لَا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا
“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain).”
3. Rendahkanlah suaramu di saat menyampaikan hadits Rasūlullah ﷺ
Di saat menyebutkan haditsnya, khususkanlah intonasi suaramu, resapilah kalimat agung itu, dan hayatilah makna di balik kedalaman pesan-pesan beliau. Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Hujurat [49] ayat 2:
لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ
“Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi.”
4. Ta’atilah seluruh pesannya, jagalah seluruh larangannya, teladanilah seluruh peri kehidupan Rasūlullah ﷺ yang mulia
Beliau adalah sosok terbaik dalam keteladanan sebagai anak, suami, ayah, guru, sahabat, pemimpin militer, pemimpin negara, pemimpin bangsa. Akhlak Al-Qur’an hidup dalam diri beliau. Maka fokuskanlah hidup kita dengan menghidupkan Al-Qur’an dan sunnah-sunnah beliau. Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Ahzab [33] ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak berdzikir menyebut Allah.”
5. Perbanyaklah Shalawat kepada Rasūlullah ﷺ
Marilah kita perbanyak shalat kepadanya, terlebih di malam dan hari Jum’at, sebagai sabda beliau:
أَكْثِرُوا الصَّلَاةَ عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الجُمُعَة
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari Jumat dan malam Jumat.”
Berkata Imam Syafi’i rahimahullah, “Aku menyukai bershalawat kepada Nabi dalam setiap keadaan. Dan pada hari Jumat dan malam Jumat, aku lebih menyukainya lagi.”
Marilah kita perbanyak shalawat kepadanya, agar kita tidak merugi, sebagai beliau bersabda dalam hadits riwayat At-Tirmidzi no. 3545 dari Abu Hurairah r.a.:
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَىَّ
“Sungguh celaka, orang yang disebut namaku di sisinya lantas ia tidak bershalawat untukku.”
Marilah kita perbanyak shalawat kepadanya, agar kita tidak dianggap sebagai orang yang pelit dalam bershalawat sebagai pesan beliau dalam hadits riwayat At-Tirmidzi no. 3546 dari ‘Ali bin Abi Thalib r.a.:
الْبَخِيلُ الَّذِى مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَىَّ
“Orang yang disebut pelit adalah orang yang ketika disebut namaku di sisinya lalu ia tidak bershalawat untukku.”
Berbahagialah mereka yang menjaga shalawatnya kepada Nabi yang dicintainya, karena Rasūlullah ﷺ membalas kebaikan itu dengan bershalawat kepada mereka 10x, sebagaimana pesan beliau dalam hadits riwayat Muslim No. 408:
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.”
6. Mencintai Rasūlullah ﷺ dengan sebenar-benar cinta
Mencintai Rasūlullah ﷺ dengan sebenar-benar cinta adalah bukti kesempurnaan iman Muslim. Rasūlullah ﷺ bersabda dalam hadits yang Muttafaqun ‘alaih:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidak (sempurna) iman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan manusia-manusia lainnya.”
Mencintai Rasūlullah ﷺ dengan sebenar-benar cinta adalah amalan yang akan mengantarkan kita membersamai manusia yang kita cintai tersebut, Rasūlullah Muhammad ﷺ.
Suatu ketika, Anas bin Malik r.a. berkisah, bahwa pernah ada yang datang kepada Nabi ﷺ tentang amalannya yang paling dijaganya yakni mencintai Nabi ﷺ dengan sebenar-benar cinta, sebagaimana hadits Muttafaqun ‘alaih:
أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم مَتَى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا ؟ قَالَ مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلَاةٍ وَلَا صَوْمٍ وَلَا صَدَقَةٍ وَلَكِنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ، قَالَ صلى الله عليه وسلم أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ.
“Ada seseorang yang bertanya pada Nabi ﷺ, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?” Beliau ﷺ berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.” Rasulullah ﷺ menjawab, “Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.”
قال أنس: فَمَا فَرِحْنَا بَعْدَ الْإِسْلَامِ فَرَحًا أَشَدَّ مِنْ قَوْلِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ .
Anas mengatakan, “Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi ﷺ: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”
قَالَ أَنَسٌ : فَأَنَا أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِأَعْمَالِهِمْ
Anas pun mengatakan, “Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”
7. Membela kehormatan Rasūlullah ﷺ dari hinaan musuh-musuhnya dengan menguatkan persatuan ummat Islam dalam berbagai bidang kehidupan khususnya politik, ekonomi, dakwah, dan pendidikan
Adalah iradah Allah bahwa setiap Nabi memiliki musuhnya, baik dari kalangan jin maupun manusia, sebagaimana Surat Al-An’am [6] ayat 112:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ
“Dan demikianlah, Kami (Allah) telah menetapkan setiap Nabi itu (selalu) mempunyai musuh dari kalangan syetan manusia dan jin…”
Rasulullah ﷺ pernah menjelaskan saat ditanya tentang siapa manusia yang paling berat ujiannya di dunia ini, dan riwayat at-Tirmidzi:
أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً؟ قَالَ: الأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ
“Siapakah manusia yang paling berat ujiannya? Beliau menjawab, ‘Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan yang semisalnya.”
Adanya orang-orang yang memusuhi Rasūlullah ﷺ tentunya dikarenakan banyak sebab, seperti kurangnya pengenalan mereka, dan terbatasnya informasi mereka akan pribadi Rasulullah ﷺ yang mulia dan terpuji. Boleh jadi juga karena disengaja untuk kepentingan hegemoni politik mereka agar cahaya Islam padam di negeri-negeri mereka.
Mereka yang wafat belum sempat bertaubat kepada Allah dan dari seluruh aktifitas mereka dalam menghina Rasūlullah ﷺ, maka mereka akan mendapatkan adzab dari Allah sebagaimana firman-Nya dalam Surat At-Taubah [6] ayat 61:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ رَسُولَ اللّهِ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu bagi mereka adzab yang menyakitkan.”
Begitu pula firman-Nya dalam Surat Al-Ahzab [33] ayat 57:
إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَاباً مُّهِيناً
“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah pasti akan melaknat mereka di dunia dan akhirat, dan Ia akan menyiapkan adzab yang menghinakan untuk mereka.”
Namun, jika Allah berkehendak, jiwa manusia bisa berubah. Kita teringat pernah dirilisnya sebuah film yang menghina Nabi Muhammad berjudul ‘Fitna’ oleh pegiat Anti-Islam, Arnoud Van Doorn, yang juga mantan Wakil Ketua Partai Bagi Kebebasan Belanda (PVV) pimpinan Geert Wilders. Namun, Allah ﷺ memberikan hidayahnya kepada beliau, walhamdulillah, dan beliau menjadi satu di antara 15 ribu muallaf di Belanda pada tahun 2016, meningkat dari tahun sebelumnya, yang hanya 12 ribu muallaf.
Langkah Arnoud pun diikuti oleh Joram van Klaveren, tangan kanan Geert Wilders di Belanda, yang dulunya sangat aktif memusuhi Islam di parlemen Belanda dengan melarang minaret Masjid, dan simbol-simbol Islam lainnya. Walhamdulillah, Allah berikan hidayah-Nya justru di saat beliau menulis sebuah buku khusus tentang kebenciannya pada Islam, 2019.
Bulan ini, Rabi’ul Awwal 1442 H, kembali penghinaan itu ditampilkan. Kali ini dari Perancis, dengan dukungan kekuatan politik dan ekonominya di dunia, Presiden Perancis Emmanuel Macron, membela penghinaan kepada Nabi Muhammad ﷺ atas nama kebebasan di negaranya, padahal PBB (Persatuan Bangsa-bangsa) telah menolak kebebasan yang tidak beradab seperti ini. Bahkan, Macron menyebutkan bahwa Islam dalam kondisi krisis, dan dibutuhkan Undang-undang khusus menangani separatisme Islam.
Sebagaimana jika orang tua kita dihina, pimpinan ormas kita dihina, atau Presiden kita dihina bangsa lain, maka sangat wajar jika kaum muslimin marah saat Nabi yang dicintainya dihina oleh orang lain. Sungguh marahnya kita bukti kita memiliki iman.
Islam adalah agama damai yang mencintai perdamaian, namun bukan berarti Islam agama yang pasif dan selalu diam jika kehormatannya diinjak-injak. Bersedihlah jika umat Islam tidak tergerak sama sekali untuk menjadikan momentum ini menjadi momentum yang tepat untuk mewujudkan kecintaan kita kepada Rasūlullah ﷺ.
Begitu beratnya persoalan penghinaan kepada Rasūlullah ﷺ, sehingga Ibn Taimiyah menulis karya khusus berjudul Ash-Sharimul Maslul Ala Syatimir Rasul, dimana beliau mengaskan, “Orang yang mencela Nabi ﷺ baik ia muslim atau kafir wajib dihukum mati. Ini adalah pendapat mayoritas ulama. Ibnu Mundzir mengatakan, ‘Mayoritas ulama sepakat bahwa hukuman para pencela Nabi adalah dihukum mati. Di antara yang berpendapat demikian adalah Malik, Al-Laits, Ahmad, Ishaq, dan ini juga merupakan madzhab Syafi’i.’” (2/13-16)
Jika Perancis berani bersikap keras dan diskriminatif seperti itu kepada umat Islam, tentu karena ia belum melihat sesuatu yang harus dia khawatirkan kepada umat Islam. Oleh karena itu, di antara sikap yang sudah sepantasnya kita berikan sebagai umat Islam di dunia ini adalah melemahkan Perancis secara dominasi politik dan ekonomi. Hal itu dapat dilakukan dengan:
- Lobi politik dunia dengan menggalang kekuatan politik umat Islam dan PBB, juga kerjasama dengan negara-negara Barat yang memiliki pemahaman yang sama dengan umat Islam;
- Memutuskan kerjasama politik dan ekonomi dengan Perancis hingga Perancis membuat pernyataan permohonan maaf dan berjanji membuat perubahan dalam kebijakannya pada umat Islam di Perancis;
- Menghentikan penggunaan seluruh produk-produk yang diketahui dimiliki sebagian atau seluruh sahamnya oleh negara Perancis maupun pengusaha-pengusaha Perancis;
- Segera mengubah gaya hidup dan pilihan produk kaum muslimin kepada produk-produk milik umat Islam di dunia, dan produk-produk lokal milik saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air;
- Konsisten dalam jangka panjang untuk menjatuhkan dominasi politik dan ekonomi Perancis sampai tegaknya keadilan
Ma’asyiral Muslimin wa Zumratal Mukminin rahimani wa rahimakumullah,
Demikianlah salah satu bentuk perjuangan kita di dunia, melanjutkan perjuangan yang pernah dilakukan oleh Rasūlullah ﷺ. Insya Allah, Allah dan Rasul-Nya menjadi saksi atas persatuan ummat Islam, dan semoga Allah mengumpulkan ummat Islam bersama Rasūlullah ﷺ.
أَقُوْلُ هَذَا القَوْلِ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ وَاسِعِ الفَضْلِ وَالجُوْدِ وَالاِمْتِنَانِ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا
أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ: اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى
وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا رَعَاكُمُ اللهُ عَلَى مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: ) إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً( [الأحزاب:56] ، وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا)) .
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ . اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةِ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وُلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ . اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ وَأَعِنْهُ عَلَى الْبِرِّ وَالتَقْوَى ، وَسَدِدْهُ فِي أَقْوَالِهِ وَأَعْمَالِهِ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ . اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّكَ محمد صلى الله عليه وسلم .
اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا. اَللَّهُمَّ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَةَ وَالغِنَى. . اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُبَنَا كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ ؛ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ ، سِرَّهُ وَعَلَنَهُ . اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ . اَللَّهُمَّ اغْفِرْ ذُنُوْبَ المُذْنِبِيْنَ مِنَ المُسْلِمِيْنَ وَتُبْ عَلَى التَّائِبِيْنَ وَاكْتُبْ الصِحَّةَ وَالعَافِيَةَ وَالسَّلَامَةَ لِعُمُوْمِ المُسْلِمِيْنَ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ .
عِبَادَ اللهِ أُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْوَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Kategori
Syukron Jazakalloh Ustadz atas berbagi ilmu nya sangat bermanfaat untuk kami dan sangat mencerahkan tentang kesadaran kita sebagai Muslim