8 Motivasi Pernikahan dalam Al-Qur’an

Oleh: Dr. Wido Supraha, M.Si.
- Hayatilah seluruh kandungan Al-Qur’an sebagai panduanmu membawa keluarga sampai tujuan
- Orientasikanlah Pernikahan untuk meningkatkan ketakwaanmu
- Susunlah kurikulum keluargamu yang Islami bakda akad
- Siapkanlah ilmu untuk mengarungi ragam ujian dan cobaan dalam perjalanannya
- Perlakukanmu yang terbaik kepada istrimu adalah derajat kemuliaanmu di hadapan Rabb
- Yakinlah engkau bisa membawa keluargamu hingga tujuan
- Rawatlah Taubat dan Istighfarmu Setiap Waktu
- Raihlah Surga dengan Berbakti kepada Kedua Orang Tua
1. Hayatilah seluruh kandungan Al-Qur’an sebagai panduanmu membawa keluarga sampai tujuan
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Anfal [8] ayat 2:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.
6236 ayat, 6666 kandungan ayat. Di antara tujuan besar pernikahan:
- Jannah (Ath-Thur [52] ayat 21)
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ
Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.
- Mencetak kader pemimpin (Al-Furqan [25] ayat 74)
وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
- Membahagiakan Rasulullah SAW
2. Orientasikanlah Pernikahan untuk meningkatkan ketakwaanmu
Allah SWT berfirman dalam Surat Ar-Rum [30] ayat 21:
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Kata ayat, menunjukkan tanda yang membuat hamba semakin dekat kepada Allah SWT dengan ketentuannya. Jika Ayat Al-Qur’an menambah keimananmu, maka Ayat Kauniyah akan menambah kecintaanmu kepada Allah SWT. Jika telah sekian lama menikah tapi tidak merasa dekat kepada Allah, boleh jadi ada yang tidak tepat dalam mengelola pernikahannya.
Siapapun yang istiqamah membangun kedekatan kepada Allah Pemilik SAMARA akan dibalas Allah dengan lahirnya Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah. Hal ini karena al-Istiqamah ‘Ainul Karamah, wa Haqiqatul Karamah Husnul Khatimah. Konsistensimu dalam merawat biduk rumah tangga adalah sumber hadirnya karamah, dan karamah yang hakiki adalah ketika engkau berdua kelak diwafatkan Allah dalam kondisi husnul khatimah.
Allah SWT berfirman dalam Surat Ath-Thalaq [65] ayat 2-3:
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.
Di balik kesuksesanmu wahai Suami ada istrimu yang telah mewakafkan umur untuk membersamai perjuanganmu. Tapi ingatlah, di balik kegagalanmu, ada wanita lain yang di belakangmu. Maka jangan engkau tutupi rizkimu hanya karena inkonsistensimu.
3. Susunlah kurikulum keluargamu yang Islami bakda akad
Jika akad itu ibadah, maka berkeluarga jauh lebih bernilai ibadah. Jika engkau telah terlihat begitu maksimal dalam melakukan persiapan akad hingga walimah, maka bersungguh-sungguhlah menyusun kurikulum rumah tanggamu, tentunya dengan standar unikmu sebagai seorang Muslim. Jika kurikulum-mu sama saja dengan keluarga lain, maka dimana keunikanmu sebagai seorang Muslim. Isilah waktu-waktumu bersama keluarga dalam cahaya Iman, Adab, Ilmu dan Amal. Genggamlah tangan istrimu untuk menghadiri berbagai majelis-majelis ilmu Ahlussunnah wal Jama’ah yang Wasathi, untuk belajar Fiqh Berkeluarga, untuk belajar Ilmu Parenting, untuk belajar berbagai hal yang membawamu menjadi Muslim yang Kaffah, sebagai bagian dari Ummatan Wasathan.
4. Bangunlah Keserasian bukan Kesetaraan
Setara sering mengundang kecemburuan, tapi serasi pasti melahirkan cinta kasih. Cinta itu memberi sepenuh kasih kepada pasangan sah yang kita kasihi tanpa henti. Demikian seluruh makna cinta dalam Islam.
Pernikahan telah menghalalkan yang sebelumnya haram, tapi pada saat yang sama, pernikahan pun telah mengharamkan apa yang sebelumnya halal.
Pernikahan telah melahirkan hak, namun pada saat yang sama pernikahan juga melahirkan kewajiban. Banyak keluarga gagal karena lebih menuntut hak, padahal tunaikanlah kewajibanmu setulus hati, hakmu akan datang dengan penuh kemuliaan.
5. Siapkanlah ilmu untuk mengarungi ragam ujian dan cobaan dalam perjalanannya
بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ
بَارَكَ اللهُ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْكُمَا فِيْ صَاحِبِهِ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ
Suami sebagai Imam, Istri sebagai Makmum di belakang. Imam berdo’a, Makmum mengaminkan. Banyak persoalan kecil dalam pernikahan tidak mampu diselesaikan oleh mereka yang banyak memiliki gelar-gelar besar, namun banyak persoalan besar dapat selesai dengan mudah dalam sujud di atas sajadah.
Wahai istri, jika engkau melihat suamimu sedang diuji dengan banyak masalah. Ambillah air wudhu di tengah keheningan malam, sujudlah dan berdo’alah: Ya Allah, sayangi suamiku, rahmati suamiku. Do’amu akan mengetuk pintu langit untuk menurunkan solusinya kepada suamimu.
Janganlah pernah engkau ceritakan aib keluargamu di dunia sosial media, wadah yang tidak akan memberikan solusi permasalahanmu. Bahkan jangan terburu-buru menceritakan persoalanmu kepada orang-orang yang engkau percaya, sebelum engkau mengadulah kepada Allah. Hasbunallahu wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’mannashir.
Engkau akan menjadi pelaut yang ulung, Adinda, jika dengan bekal ilmumu engkau tahu bagaimana membawa perahumu melewati berbagai badai di tengah lautan.
6. Perlakukanmu yang terbaik kepada istrimu adalah derajat kemuliaanmu di hadapan Rabb
Satu di antara 86 seruan Allah kepada orang-orang yang beriman terdapat dalam Surat An-Nisa [4] ayat 19:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَحِلُّ لَكُمْ اَنْ تَرِثُوا النِّسَاۤءَ كَرْهًا ۗ وَلَا تَعْضُلُوْهُنَّ لِتَذْهَبُوْا بِبَعْضِ مَآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ اِلَّآ اَنْ يَّأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ ۚ فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
Wahai orang-orang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.
Yaa: Munaada, 361x, memanggil yang dekat dan jauh.
Ada 14 huruf yang digunakan dalam ilmu nahwu, tapi hanya huruf Ya yang digunakan.
Ayyuha: 150x.
Ayyu: Munada (aku tegaskan)
Ha: tanbih (aku ingatkan)
Aku tegaskan dan ingatkan
Sempurnanya imanmu adalah bagusnya akhlakmu kepada istrimu. Justru, tugasmu adalah menegakkan adab dan mengajarinya ilmu yang bermanfa’at sebagai Surat At-Tahrim [66] ayat 6.
Yakinlah engkau bisa membawa keluargamu hingga tujuan
Engkau pasti bisa menjadi Suami yang baik, dan Ayah yang Berdaya.
Engkau pasti bisa menjadi Istri yang baik, dan Ibu yang Madrasah.
Bukankah, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah [2] ayat 286:
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ ࣖ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya.
7. Rawatlah Taubat dan Istighfarmu Setiap Waktu
Manusia disebut dengan Insan, disebutkan 65x. Ibn Manzhur dari Ibn ‘Abbas: Summiyal Insanu insanan, innama ‘uhida ilahi fa nasiya.
Banyak manusia melupakan komitmennya kepada sesama manusia, karena ia telah meremehkan komitmennya kepada Allah SWT. Dalam pepatah disebutkan, Al-Insaan mahalul Khatha’ wan Nisyaan – Manusia tempatnya salah dan lupa. Rasulullah SAW mengingatkan dalam riwayat at-Tirmidzi no. 2499 dengan derajat hasan:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Setiap anak Adam pernah berbuat salah dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang bertobat dari kesalahannya.
Jika ba’da Shalat Fardhu saja engkau selalu beristighfar padahal engkau baru saja melakukan ketaatan, maka segeralah beristighfar kepadanya jika terbuka pintu kemaksiatan di hadapanmu, agar Allah segera menjagamu dari memasukinya.
Ajaklah istrimu untuk selalu melantukan do’a dalam surat Al-Baqarah [2] ayat 286:
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ
8. Raihlah Surga dengan Berbakti kepada Kedua Orang Tua
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Isra’ [17] ayat 23:
۞ وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ
Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.
Pernikahan jangan diartikan bahwa engkau akan meninggalkan kedua orang tuamu, namun pernikahan justru membuka medan yang luas bagimu untuk berbakti kepada kedua orang tuamu bersama pasangan hidupmu. Cintailah keduanya, mintalah selalu do’a, nasihat dan keridhaan keduanya. Ridha merekalah yang akan mengundang ridha Allah SWT.
Panjatkanlah do’a untuk mereka, sebagaimana Surat Al-Ahqaf [46] ayat 15:
رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”
Do’a kami untuk sahabat yang menikah:
Do’a
بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ
بَارَكَ اللهُ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْكُمَا فِيْ صَاحِبِهِ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ
اَللّٰهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ اٰدَمَ وَحَوَّاءَ وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَسَارَةَ وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ سَيِّدَنَا يُوْسُفَ وَزُلَيْخَاءَ وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَيِّدَتِنَا خَدِيْجَةَ الْكُبْرَى وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ سَيِّدِنَا عَلِيِّ وَسَيِّدَتِنَا فَاطِمَةَ الزَّهْرَاءَ
“Ya Allah, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Nabi Adama dan Hawa, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Nabi Ibrahim dan Sarah, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Nabi Yusuf dan Zulaikha, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Baginda Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallama dan Khadijah Al-Kubra, dan rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Ali dan Fathimah Az-Zahra.”
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ هٰذَا الْعَقْدَ عَقْدًا مُبَارَكًا مَعْصُوْمًا وَأَلْقِ بَيْنَهُمَا أُلْفَةً وَقَرَارًا دَائِمًا وَلَا تَجْعَلْ بَيْنَهُمَا فِرْقَةً وَفِرَارًا وَخِصَامًا وَاكْفِهِمَا مُؤْنَةَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ
“Ya Allah, jadikanlah akad ini sebagai ikatan yang diberkahi dan dilindungi, tanamkan di antara keduanya kerukunan dan ketetapan yang langgeng, jangan Engkau jadikan di antara keduanya perpecahan, perpisahan dan permusuhan, dan cukupi keduanya bekal hidup di dunia dan akhirat.”
WidoSupraha.Com
▫️ Web: WidoSupraha.Com
▫️ Telegram: t.me/supraha
▫️ FB: fb.com/suprahawido
▫️ IG: instagram.com/supraha
▫️ Twitter: twitter.com/supraha
▫️ YouTube: youtube.com/supraha
▫️ WA: https://chat.whatsapp.com/IRr5xEgVz5DBcxftSG0Pyp
Admin: wa.me/6287726541098