Macau, Kota Wisata Disamping Wajah Perjudian

Macau menjadi terkenal bagi para pewisata yang umumnya memiliki kelebihan uang untuk berjudi, karena dimana-mana terdapat kasino super mewah untuk menghabiskan uang mereka dalam bentuk permainan gambling. Sebenarnya ‘Las Vegas-nya Asia’ ini hanyalah kota kecil bekas jajahan Portugis, dengan luas hanya sekitar 6 mil persegi saja. Diserahkan dari Portugis ke China tahun 2000, sehingga baru 11 tahun Macau berada dalam wilayah administratif China. Namun begitu, Macau diberikan hak untuk memiliki pemerintahan dan kebijakan sendiri, bahkan mata uang tersendiri, sekurangnya sampai 50 tahun ke depan.
Gambar 1 Macau di dalam Wilayah China
Macau sendiri merupakan negara yang sering dilanda angin topan, sehingga bangunannya termasuk jembatan-jembatan panjangnya yang cukup indah dipandang, dibangun dengann arsitektur dan ketahanan akan angin topan. Terletak di Tenggara China ke arah Barat menuju Pearl River Delta, sehingga cuacanya juga terpengaruh dengan tropical cyclones dari Laut China Utara Area Barat Laut dari Pantai Pasifik selama musim angin topan.
Dalam sebuah kesempatan perjalanan ke negara ini, tentunya bukan untuk berjudi, saya menemukan beberapa hal yang dapat dibagi kepada para pembaca wordpress, terutama terkait hal-hal yang mendukung rencana perjalanan wisata Anda, semoga bermanfaat.
Perjalanan dari Jakarta dapat menggunakan Garuda Indonesia (Maskapai Kebanggaan kita), dengan masa perjalanan 4 jam, menuju Hongkong Airport, dengan biaya sekitar IDR 3-4 juta. Tiba di Hongkong Airport, langsung memilih rute di dalam airport menuju kapal Ferry Terminal ‘Turbo Jet‘, dan menyeberang dengan biaya sekitar IDR 150,000,- yang memakan waktu sekitar 1 jam saja.
Gambar 2 Kapal Turbo Jet dengan Jembatan Macau artistik sebagai latar belakang
Tiba di Macau, kita bisa memilih apakah langsung ke The City of Dream atau tidak. Ke City of Dream, kita dapat menggunakan Taksi atau Shuttle Bus masing-masing Hotel. Biayanya sekitar IDR 60,000,- saja. Sebagai informasi bahwa mata uang yang dapat digunakan di Macau adalah MOP (Macau Pataca) dan HKD (Hongkong Dollar) dengan rate yang hampir sama, namun MOP tidak bisa digunakan di Hongkong, sehingga lebih baik kita menukarkan mata uang kita cukup di HKD saja untuk emudahkan transaksi jika Anda akan ke Hongkong.
Kalau kita perhatikan, Macau telah membangun negerinya dengan konsep terintegrasi antara Hotel-Entertainment-Wisata. Negeri kecil yang memiliki penduduk sekitar 400.000 – 600.000 orang saja ini, tidak memiliki kekayaan alam kecuali mengandalkan faktor wisatawan, maka tidak heran jika pemerintahnya mendesain negerinya semaksimal mungkin untuk menarik wisatawan manca negara ke negerinya.
Gambar 3 The Venetian® Macau Resort Hotel – The Hard Rock Hotel – The Grand Hyatt Hotel
The Venetian® Macau Resort Hotel, merupakan satu konsep resort terintegrasi persis suasana kota Venesia, Italia. Dengan luas 56 kali lapangan rugby Amerika, replika kota Venesia ini dilengkapi dengan Kasino Super Mewah terluas di dunia (50.773,4 m2 dengan 6.000 mesin dan 800 meja judi), St. Mark Square, the Doge’s Palace, Campanile Tower, Food-Court, Indoor Grand Canal dengan atap mirip langit asli yang dapat menyesuaikan dengan cuaca di luar lengkap dengan gondola dan para gondoliernya (Gambar 4), Mall/Shop, Fun Ice World dan 3000 kamar suite. Kemudian ada 350 toko retail dengan brand internasional di tanah seluas 92.900 m2, 30 fine dining resto, spa and wellness center. Dibangun oleh Sheldon G.Andelson, orang nomor 6 terkaya di dunia yang merupakan CEO Las Vegas Sands Corporation yang menguasai bisnis perjudian di Amerika dan juga Asia
Gambar 4 Sampan di dalam Venettian dengan Pengemudi yang bersenandung khas menghibur penumpang
Fun Ice World merupakan wahana yang dibangun di atas 1.656 m2, yang membutuhkwan waktu 4 mingg untuk menyusun esnya, dan suhu ruangan -15 derajat celcius. Terdapat 9.000 blok es untuk membangun semua sculptures, dengan ukuran tiap blok 100cm x 50cm x 25 cm, dan berat 150 kg, sehingga total seluruhnya 1.350 ton. Sculpture tertitinggi adalah Slide Castle yang memiliki tinggi 7m dan luas 338 m2. Fun Ice World dapat dikunjungi hingga 500 pengunjung. Di dalam Wahana ini, Anda dapat melihat bangunan es seperti Guia LightHouse, The Temple of Heaven, Journey to the West, Winter Forest, Wonders of the World : “Statue of Liberty, Colosseum, Eiffel Tower, Big Ben, Taj Mahal”, Carousel, Slide Castle, Ice Age dan Ice Bar.
Selain Venetian, yang diarahkan menjadi pusat entertainment dan business centre di Cotai Strip, konsep integrasi utama dapat kita lihat pada The City of Dream, yang menggabungkan antara Hotel Grand Hyatt, Hotel Hard Rock Cafe, Casino, dan beberapa Show Live seperti The House of Dancing Water dan juga The Bubble.
Di The Bubble, terdapat Dragon Treasure, yang dapat ditonton setiap 30 menit sekali, dan para penghuni hotel dapat menyaksikannya dengan gratis. Ruangannya berbentuk kubah, dan tidak ada kursi di dalamnya, sehingga seluruh pengunjung harus menengadah menyaksikan pertunjukan 4D, karena ada unsur air dan api yang nyata digabungkan layarnya sendiri. Pertunjukannya dimulai dengan permainan air yang ditumpahkan dari atas seperti air mancur menari dengan berbagai variasi diperkaya dengan lighting dan video animasi. Kisahnya tentang harta karun di bawah laut yang di jaga oleh Naga.
Gambar 5 Naga 4 Dimensi di Layar Kubah The Bubble
The House of Dancing Water, merupakan bentuk live show lain, yang berada di dekat The Bubble, yang memiliki keunikan dan apresiasi tinggi tersendiri. Dibangun dengan investasi sekitar IDR 2,5 T, direncanakan selama 5 tahun, dan dibangun selama 2 tahun, melibatkan ratusan pemain dari 18 negara berbeda (Belgia, Perancis, Jerman, Itali, Etiopia, Slovakia, Amerika, Polandia, Great Britain, China, Canada, Brazil, Tanzania, Australia, Isael, Spanyol, Rusia dan Yunani), tepatnya 130 staf produksi, teknisi dan professional driver, 700 tim akrobat, performers, dan pemusik. Arsitekturnya sendiri seluas 160 kaki dengan kedalaman air 60 kaki, menampung 3,7 juta galon air, menggunakan 258 automated fountains, dan 8 buah elevetator dengan berat 10 ton mampu membuat setiap penonton berdecak kagum dengan sensasi perubahan dari Aquatic Stage to Solid Floor yang luar biasa sempurna, didukung oleh 32 orang scuba diving yang membuat setiap pemain yang masuk ke air kelihatan menghilang dan tiba-tiba keluar dari sisi yang lain. Pertunjukannya pun sempurna sekali, mulai dari tiang2 tinggi yang tiba-tiba muncul dari dalam air dan para pemain yang beratraksi melompat ke kolam dari ketinggian, kemudian pemain2 yang bergelantungan di ketinggian, sampai permainan motor roda dua yang saling melompat di jalurnya dengan tingkat presisi yang tinggi.
Gambar 7 The House of Dancing Water
Macau baru terlihat mulai agak gelap pada pukul 7 malam. Mencari makanan halal di Macau merupakan satu perkara yang cukup sulit, karena semua makanan dicampur dengan ‘pork’, termasuk nasi goreng, omelet, dll. Mungkin hanya vegetables yang dapat dikonsumsi dengan aman, mengingat campuran kuah pun bukan tidak mungkin bebas dari ‘pork’. Maka memastikan bahwa pihak hotel menyediakan ‘halal-food’ adalah satu hal yang perlu kita pastikan.
Gambar 7 Halal Food
Dalam pengembaraanku, saya menemukan satu tempat di Macau yang bisa dikategorikan Halal Food, milik orang India, Indian Spice Food. Disini kita bisa memesan makanan seperti Nasi Biryani, Kari Kambing, Roti Cane, dll. Sebenarnya ada RM Padang, namun kami belum menemukan tempat tersebut. Biaya untuk makan disini berkisar IDR 40 – 120 rb. Namun yang agak mahal minum teh tarik disini sekitar IDR 60rb per gelasnya. Alamatnya di : 39 Alameda Dr. Carlos D’Assumpcao, Vista Magnifica Court BG R/C, Macau (Phone : +853 2872 2784; gagan@indianspicemacau.com; http://www.indianspicemacau.com)
Gambar 8 Sisa Bangunan Gereja Ruins of St. Paul
Banyak tempat bersejarah yang dapat dikunjungi di Macau di area yang terpisah pulau dari The City of Dream, dan kita dapat menggunakan jasa taksi untuk menyeberang menuju Macau City untuk mengunjungi beberapa tempat seperti Sun Yat Sen Residence, Sisa puing Gereja Ruins St. Paul yang dibangun tahun 1602 dan telah beberapa kali mengalami kebakaran sehingga tersisa fasad depannya saja (Gambar 8), dilanjutkan ke Museum Macau yang berada di sampingnya di bukit Fortalleza do Monte (dicapai dengan melewati taman kota, naik beberapa elevator dan melihat panorama kota menggunakan teropong dengan 2 koin HKD 1) dan kemudian ke Senoda Square (Gambar 9) dengan berjalan kaki. Bukit Guia (Gambar 10, Guia Hill Municipal Park and Flora Garden) adalah tempat lain untuk melihat panorama kota dari atas bukit.
Gambar 9 Senoda Square
Gambar 10 Guia Hill Municipal Park and Flora Garden
Di bukit ini, setelah melewati perjalanan kaki menanjak yang cukup membuat lelah paha dan betis, kita akan tiba di satu bangunan mirip benteng dimana kita dapat menyaksikan panorama Macau dari sudut yang cukup menarik. Kebetulan kami berada dalam cuaca yang sejuk dengan suhu 25 derajat Celcius dan kelembaban 71%, cukup nyaman karena ini adalah masa transisi dari musim dingin ke musim panas.
Ada patung setinggi 15 meter yang merupakan kenang-kenangan Portugis yang dapat Anda temukan di Macau. Aneh karena badannya adalah wujud ‘Bunda Maria’ namun berkepala Dewi Kwan Im, sebuah perpaduan Portugis Katolik dan China yang mempercayai Dewa. Macau tower juga menjadi satu tempat menarik dengan tinggi 61 lantai, dimana kita bisa mencoba bungee-jumping dengan biaya IDR 2 juta, dan skywalk.
Terakhir Anda dapat mengunjungi Museum Grand Prix dan beberapa tempat lainnya seperti A-Ma Temple, Moorish Barracks , Lilau Square, Mandarin’s House, St. Lawrance’s Church, St. Joseph’s Seminary and Church, St. Augustine Square, Dom Pedro V Theatre, Sir Robert Ho Tung Library, St. Augustine’s Church, Leal Senado Building, Sam Kai Vui Kun temple, Holy House of Mercy, Catedral, Lou Kau Mansion, St. Dominic Church, Na Cha Temple, Section of the old city walls, Mount Fortress, St. Anthony’s Church, Casa Garden, dan Protestant Cemetary.
Bagi backpackers, Anda dapat menginap di Augusters Lodge (3 hari = IDR 900rb), 5 menit dari Senoda Square, atau 10 menit dari Lisboa. Menginap di Airport di lantai atas juga diizinkan, termasuk menitipkan tas di Macau Ferry Terminal juga diizinkan.
Dari perjalanan ke Macau ini terlihat bahwa kota sekecil Macau saja bisa menarik wisatawan manca negara tanpa harus bergantung dengan judinya, apalagi Indonesia dengan segudang tempat wisata, maka jika dipadukan dengan konsep integratif di setiap tempat wisata, insya Allah akan jauh menarik wisatawan dari manca negara yang akan mendatangkan devisa buat Indonesia, asalkan Pemerintah serius menggarapnya, dan tidak memiliki niatan sedikitpun untuk memperkaya diri sendiri. Kerjasama antara Pemerintah-Swasta sangat diperlukan.
Semoga bermanfaat.
Kategori
Sangat membantu, karena saya berencana travelling ke maccau dalam waktu dekat
jangan lupa dishare juga pengalamannya kemarin.
enak dnk di las vegas’a asia. .