Bahas Ghozwul Fikri, Sekolah Pemikiran Islam ITJ Gelar Kuliah Perdana

#INDONESIA TanpaJIL baru saja menyelesaikan agenda penting kuliah Sekolah Pemikiran Islam (SPI), Kamis (11/9/2014). Kegiatan ini diikuti oleh 12 lembaga dakwah berbasis kampus dan kemahasiswaan serta chapter-chapter ITJ se-Jabodetabek. 60 orang peserta terlibat dalam kegiatan yang digelar di kantor INSISTS di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan. Kuliah ini merupakan perdana dari serangkaian perkuliahan yang Insya Allah akan dilaksanakan selama tiga bulan.
Kuliah yang berlangsung semenjak pukul 18.30 WIB ini membahas seputar ghazwul fikri (perang pemikiran). Wido Supraha, M.Si., yang berperan sebagai pengajar pada sesi pertemuan kali ini, menjelaskan banyak hal menyangkut tema tersebut. Pembahasan dimulai dari makna ghazwul fikri secara literal sampai dengan mengenal pola pergerakan musuh Islam.
“SPI ini hadir salah satunya untuk membentuk pribadi muslim yang bisa menjawab secara cerdas argumen salah kaprah dari musuh-musuh Islam sampai akarnya,” ujar Wido yang tengah menyelesaikan disertasinya di Program Doktoral Pemikiran Islam, Universitas Ibn Khaldun Bogor ini.
Komentar positif datang dari salah satu peserta, “What a lesson! Teringat dengan cerita para ulama terdahulu yang begitu gigih mencari ilmu dengan menghadiri setiap majelis yang ada, rasa-rasanya apa yang saya lakukan saat ini tidak sebanding dengan apa yang mereka lakukan. Pemuda muslim perlu untuk mencari tahu ilmu apa yang perlu dipelajari terlebih dahulu sebelum mempelajari ilmu-ilmu lainnya agar pemikiran dan keyakinannya akan Islam lebih kokoh. Alhamdulillaah, SPI menurut saya bisa menjawab pertanyaan itu,” ungkap Susi Susanti, peserta dari ITJ Bogor yang akrab dipanggil Ichi.
Di sela-sela perkuliahan, Wido juga sempat menyinggung isu-isu hangat seputar maraknya pemikiran liberalisme yang hadir di lembaga-lembaga kampus, juga tentang bagaimana tindak-tanduk para liberalis yang ada di Indonesia. Menurut beliau, ini merupakan arena peperangan ghazwul fikri yang harus dimenangkan oleh umat Muslim.
“Terkadang kita tak sadar, mereka telah bergerak di berbagai lini, mulai dari pendidikan, media, hiburan, yayasan dan bentuk-bentuk lainnya. Kita juga harus memperhatikan tujuan mereka dalam perang pemikiran ini. Sasaran utama mereka adalah merusak akhlaq, menghancurkan pemikiran, melarutkan kepribadian dan sampai menumbangkan ‘aqidah. Oleh karena itu, kita sebagai aktivis dakwah harus terus mempersiapkan diri dengan baik untuk melawan laju pemikiran liberalisme yang dewasa ini hadir dengan nyata.” pungkas Wido.
Selepas SPI, para peserta langsung melaksanakan Shalat Isya berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan diskusi-diskusi kecil non-formal dari sebagian peserta SPI. Perkuliahan SPI akan dilanjutkan pada pekan berikutnya dengan materi yang lebih lanjut. [Yordan Aulia Akbar/islampos]
Source: https://www.islampos.com/bahas-ghozwul-fikri-sekolah-pemikiran-islam-itj-gelar-kuliah-perdana-133985/