Lanjut ke konten

Pertemuan Keempat Sekolah Pemikiran Islam ITJ Menegaskan Keistimewaan Islam

Hidayatullah.comKomunitas IndonesiaTanpaJIL (ITJ) kembali melaksanakan agenda rutin kuliah Sekolah Pemikiran Islam (SPI) pada hari Kamis (02 Oktober 2014), di Aula INSISTS di Jalan Kalibata Utara II No.84, Jakarta Selatan.

Pertemuan keempat ini dihadiri oleh sekitar 60 orang peserta yang mayoritasnya merupakan aktivis lembaga dakwah kampus.

Kuliah ini keempat dari dua belas pertemuan dalam program SPI ini membahas tentang  “Konsep Ad-Diin”. Wido Supraha, M.Si  yang hadir sebagai narasumber pada sesi perkuliahan kali ini membedah tema tersebut bukti-bukti keistimewaan Islam sebagai agama wahyu.

“Islam sebagai agama wahyu memiliki beberapa ciri. Pertama, nama Islam berasal dari wahyu. Kedua, nama dan konsepnya berasal dari wahyu. Ketiga, tata cara ibadahnya berdasarkan wahyu. Keempat, Islam memiliki model yang hidup. Itulah sebabnya agama Islam memiliki jati diri dan berasal dari sumber yang pasti kebenarannya,” ungkap Wido pada para peserta.

Lebih lanjut, Wido juga menjelaskan bahwa sebuah agama bisa disebut agama jika ia memiliki tata cara ibadah, keyakinan dan hal-hal yang bersifat akhlaqul kharimah diantara mereka yang meyakini agama tersebut.

Selain menjelaskan keistimewaan Islam, ia juga menjelaskan konsep Barat modern, mengutip Dr.Hamid F. Zarkasyi, di mana sifat-sifat Barat modern tersebut adalah rasionalisasi, dikotomi, desakralisasi, non-metafisis, pragmatis, dan empiris.

Perkulian SPI keempat ini disambut positif peserta.

“Perkuliahan yang mengusung tema Konsep Ad-Diin ini mengarahkan pemikiran saya sehingga lebih mengetahui bagaimana cara menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para pengusung liberalisme yang tentu kian hari kian tajam,” demikian komentar Adif, peserta SPI yang berasal dari KAMMI Komisariat Al-Faruq (Uhamka).

Di akhir perkuliahan, Wido menekankan bahwa Islam bukanlah produk sejarah. Islam tidak berkembang dari yang amat sederhana menjadi agama yang sempurna. Islam tidak di mulai dari dinamisme ke politeisme, lalu beranjak ke henoteisme dan berakhir pada monoteisme. Islam adalah Islam, yang unik dan memiliki jati diri.*/kiriman Refvhyta Gaistiyadi Respatih

Rep: Admin Hidcom

Editor: Cholis Akbar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: