Rabi’ul Awwal

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Muharram, Shafar, Rabi’ul Awwal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Awwal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawwal, Dzulqa’dah, Dzulhijjah adalah keseluruhan bulan dalam tahun Hijriyah, tahun yang digunakan umat Islam, 354/355 hari lamanya, sebagai alat untuk beribadah kepada Allah Swt. Hari ini, kita melaksanakan shalat Jum’at pertama di bulan Rabi’ul Awwal, bulan yang memiliki nilai historis yang tinggi. Selaku umat Islam, jangan sampai Rabi’ul Awwal beserta seluruh historisitasnya terasa asing, sementara Desember atau Januari terasa lekat dan akrab.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Memasuki Rabi’ul Awwal, bersegera ingatan kita kepada masa kelahiran nabi kita yang mulia, Muhammad Saw., manusia yang menjadi ruh motivasi dan gerak seluruh kaum muslimin. Beliau telah dipilih Allah Swt. untuk dilahirkan di Makkah, kira-kira 200 meter dari Masjidil Haram pada hari Senin menjelang terbit fajar 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah bertepatan dengan 20 April 571 M. Kini tempat kelahiran Nabi itu dijadikan perpustakaan “Maktabah Makkah al-Mukarramah”, tepat di seberang Masjidil Haram. Kelahiran Nabi Muhammad Saw. telah merubah wajah dunia secara keseluruhan, dan kita berada dalam bagian arus besar kaum muslimin yang terus mengalir sepanjang masa sejak kebangkitannya hingga akhir Zaman.
Memasuki Rabi’ul Awwal, bersegera ingatan kita pula kepada satu peristiwa penting kedua, yakni Hijrahnya nabi ke kota Madinah yang saat itu masih bernama Yastrib. Nabi Muhammad Saw. mulai berhijrah meninggalkan Gua Tsur malam Senin tanggal 1 Rabi’ul Awal tahun I Hijriyah (16 September 622 M), beliau sampai di Quba’ hari Senin tanggal 8 Rabiul Awal tahun 1 H (23 September 622 M), lalu berdiam di sana selama empat hari, yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis. Selanjutnya beliau memasuki Madinah pada hari Jumat tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1 H.[1). Dengan demikian, 12 Rabiul Awal itu adalah sampainya Nabi di Madinah.
Wafatnya Nabi Muhammad Saw adalah peristiwa penting ketiga yang juga terjadi di bulan Rabi’ul Awa. Beliau wafat pada waktu Dhuha, hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H. Berkaitan dengan ini Ibnu Katsir berkata: “Inilah tanggal yang dipastikan oleh Al-Waqidi dan Muhammad bin Saad”.[2].
Maka, Rabi’ul Awal adalah bulan kelahiran sekaligus bulan wafatnya Nabi Muhammad Saw., sebagaimana bulan terjadinya Hijrah nan sukses. Bagi kita kaum muslimin, agama ini bukanlah seremonial, juga bukan formalitas, namun penghayatan di kandung badan. Agama adalah ruh kehidupan kaum muslimin. Ia hendaknya menjadi hal yang utama, dan sentiasa diutamakan. Maka agama harus menjadi priotas pertama bagi kita untuk dikenal, dipelajari, difahami agar berbuah amalan kontinu tanpa henti.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Manusia terbaik setelah Nabi Muhammad Saw. adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a.. Beliau dibaiat sebagai khalifah tepat pada hari wafatnya Nabi Muhammad Saw. yakni hari Senin di bulan Rabi’ul Awwal oleh para sahabat inti. Selasa pagi Abu Bakar Ash-Shiddiq dibaiat oleh kaum muslimin di masjid oleh seluruh kaum muslim. Adapun Nabi Saw sendiri baru dimakamkan pada pertengahan malam pada malam Rabu. Masa Kekhalifahan Abu Bakar Shiddiq RA dari 11 Rabiul Awal 11 H sampai 11 Jumadil Akhir 13 H (2 tahun, 3 tahun dan 10 hari).
Wafatnya Nabi Saw. telah menjadikan bahkan para sahabat inti sekalipun sempat berada dalam ketidakpercayaan dan kebingungan. Peran seorang Abu Bakar r.a., sangatlah penting dalam mengingatkan mereka untuk sentiasa berpegang kepada ilmu. Berkata Abu Bakar dengan kalimatnya yang sangat terkenal, ”
”Amma ba’du, barangsiapa di antara kalian yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad saat ini telah mati. Dan barangsiapa di antara kalian yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah itu Maha Hidup dan tidak akan pernah mati.
Allah Swt. berfirman,
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (Q.S. Ali ‘Imran/3: 144)
(Mendengar itu), maka para shahabat pun merasa tenang. Sementara itu, ’Umar radliyallaahu ’anhu duduk di tanah tidak sanggup berdiri. Seakan-akan mereka belum pernah mendengar ayat tersebut melainkan pada saat itu saja.[Shahih Al-Bukhari (Fathul-Baariy, 8/145)]
Maka sejak saat itulah, kaum muslimin hidup berbekal warisan Nabi Muhammad Saw. Adalah Nabi Saw., telah bersabda,
“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.”
(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Terlalu banyak kita temukan kaum muslimin yang berebut harta di dunia, dan sebagian kecil di antara mereka juga berebut harta warisan hingga tidak sering memecah belah persaudaraan sedarah, dan persaudaran seiman. Namun adakah di antara kaum muslimin yang berebut warisan Rasulullah Saw? Adakah di antara kaum muslimim yang berebut ilmu? Adakah di antara kaum muslimin yang menjaga warisan Rasulullah Saw? Adakah di antara kaum muslimin yang menjaga ilmu, beradab kepada ilmu dan beradab kepada para ulama? Tidakkah kita yakini bahwa ulama adalah pewaris ilmu?
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Harta tidak akan menjagamu, namun ilmu, dialah yang akan menjadi teman sejatimu. Ilmu adalah jalan menuju Surga, sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ومَنْ سَلَكَ طَريقاً يَلتَمِسُ فِيه عِلماً ، سَهَّلَ الله لَهُ بِهِ طَريقاً إلى الجَنَّةِ “Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim). Abu Hurairah r.a. adalah satu di antara contoh terbaik. Ia termasuk sahabat yang faqir sehingga ia pernah terjatuh pingsan karena menahan lapar. Akan tetapi lihatlah wahai Saudaraku, bukankah kita melihat nama beliau begitu banyak disebut-sebut hingga sekarang? Beliau sahabat dengan periwayatan hadits terbanyak. Semua itu bukanlah disebabkan karena kekayaan beliau, akan tetapi semua itu karena ilmu beliau. Lihatlah wahai Saudariku, betapa ilmu itu akan kekal dan harta itu akan habis.
Ilmu tidak akan membuat lelah pemiliknya dalam menjaganya, karena tempat ilmu ada di dalam hati, tidak membutuhkan kotak khusus ataupun ruangan khusus dengan kunci khusus ataupun penjaga khusus untuk menjaganya. Kebaikan seseorang juga dinilai dari pemahamannya bersama ilmu. Hal ini disebutkan dalam sebuah hadits dari Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu , ia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan membuatnya faham tentang agamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Bersama ilmu kaum muslimin tidak akan lagi gamang dalam mensikapi sebuah persoalan hidup, terlebih kaum muslimin di Indonesia adalah kaum mayoritas. Semakin dalam seseorang mempelajari agamanya, akan semakin baik toleransinya kepada umat non-Islam, dan pada saat bersamaan, akan semakin tampak keunikannya sebagai umat Nabi Muhammad Saw., yang tidak mau sedikitpun menggadaikan keimanannya atas dasar pemahaman toleransi yang keliru. Dalam hal ini cukuplah bagaimana Rasulullah Saw telah mengajarkan sebaik-baik toleransi kepada Yahudi dan Nasrani, dalam perlindungan kaum muslimin.
Ketika hadir perayaan Natal setiap tahun, menjadi kewajiban kaum muslimin untuk memastikan saudara-saudara kita sebangsa yang merayakannya merasa aman dan khusyuk dalam ibadah mereka. Namun ilmu menjaga kita untuk tidak mengikuti propaganda sebagian manusia untuk membiasakan atribut dan perayaan mereka kepada kita. Sebagai contoh, penggunaan topi santa, bukankah sudah kita ketahui sejarahnya dalam masa Inkuisisi Spanyol atau dikenal dengan Tribunal Dinas Suci Inkuisisi (bahasa Spanyol: Tribunal del Santo Oficio de la Inquisición), sebuah institusi pengadilan gereja yang didirikan oleh pasangan Monarki Katolik Raja Ferdinand II dari Aragon dan Ratu Isabella dari Kastilia, yang bertujuan untuk memelihara ortodoksi Katolik di Spanyol, dengan cara mengusir umat Yahudi dan Islam pasca kekalahan pemerintahan Islam. Mereka lupa, bahwa dalam kepemimpinan Islam,
mereka begitu dihormati, namun tatkala mereka memimpin, mereka hendak menyeragamkan Spanyol dengan keyakinan mereka. Dan topi sanbenito menjadi topi yang dikenakan kepada para terhukum, salah satunya kepada yang tetap bertahan dalam ke-Islaman mereka.
Ketika hadir perayaan Tahun Baru Masehi setiap tahun, menjadi kewajiban kaum muslimin untuk juga tetap berada dalam keunikan kita sebagai jati diri kaum muslimin. Ilmu akan menjaga kita dari propaganda sebagian manusia untuk membiasakan atribut dan perayaan Tahun Baru kepada kita. Sebagai contoh, penggunaan terompet, bukankah sudah kita ketahui sejarahnya sebagai alat pengusir syaithan dalam keyakinan Yahudi.
“Dahulu kaum muslimin saat datang ke Madinah, mereka berkumpul seraya memperkirakan waktu sholat yang (saat itu) belum di-adzani. Di suatu hari, mereka pun berbincang-bincang tentang hal itu. Sebagian orang diantara mereka berkomentar, “Buat saja lonceng seperti lonceng orang-orang Nashoro”. Sebagian lagi berkata, “Bahkan buat saja terompet seperti terompet kaum Yahudi”. Umar pun berkata, “Mengapa kalian tak mengutus seseorang untuk memanggil (manusia) untuk sholat”. Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda, “Wahai Bilal, bangkitlah lalu panggillah (manusia) untuk sholat”. [HR. Al-Bukhoriy (604) dan Muslim (377)]
Al-Hafizh Ibnu Hajar -rahimahullah- berkata, “Terompet dan sangkakala sudah dikenal. Maksudnya (hadits ini), bahwa terompet itu ditiup lalu berkumpullah mereka (orang-orang Yahudi) saat mendengar suara terompet. Ini adalah syi’ar kaum Yahudi. Ia disebut juga dengan shofar (serunai)”. [3]
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Rasulullah Saw. bersabda,
“Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu dengan cara mencabutnya dari dada-dada para ulama, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mematikan para ulama hingga tidak tersisa satupun orang yang berilmu. Sehingga manusia akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh, kemudian mereka bertanya kepadanya dan diapun memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka (para pemimpin) itu sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari). Sungguh agama Islam ini tidaklah terjaga kecuali karena pertolongan, rahmat dan nikmat dari Allah Ta’ala dan dengan sebab kesungguhan para sahabat dalam menjaga ilmu yang telah diwariskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada mereka. [4]
Marilah kita kejar ilmu selama hayat di kandung badan. Ilmu adalah teman sejati kita di dunia, dan teman sejati kita di akhirat kelak. Bersama ilmu, tercatat begitu banyak peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah Islam di bulan Rabi’ul Awwal, seperti yang pernah ditulis dalam sebuah Majalan Reguler Al-Azhar edisi Rabiul Awwal 1435 H,
- 7 R. Awwal 543 H/1 Agustus 1148: Tentara Salib gagal menaklukkan Damaskus untuk kedua kalinya
- 17 R. Awwal 950 H/ 20 Juni 1543 M: Turki Utsmani menaklukkan Sisilia
- 10 R. Awwal 979 H/ 1 Agustus 1571 M: Turki Utsmani menaklukkan Siprus
- 8 R. Awwal 1089 H/ 30 Maret 1678 M: Sultan Turki Utsmani Muhammad IV menyerang Rusia
- 6 R. Awwal 1369 H/ 27 Desember 1949 M/ Belanda mengakui kedaulatan Indonesia yang sejatinya telah merdeka sejak 17 Agustus 1945
Marilah kita jaga keunikan kaum Muslimin yang memang harus berbeda sebagai konsekuensi umat Nabi Muhammad Saw., umat yang akan mendapat syafa’atnya di Yaumil Qiyamah.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالْحِكْمَةِ، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
***
Khutbah ke-2
الحمد لله الواحد القهار ، العزيز الغفار ، مقدر الأقدار ، مصرف الأمور ، مكور الليل على النهار ، تبصرة لذولي القلوب والأبصار ، الذي أيقظ من خلقه ومن اصطفاه
وأشهد أن لا إله إلا الله العظيم ، الواحد الصمد العزيز الحكيم ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ، وصفيه وحبيبه وخليله ، أفضل المخلوقين ، وأكرم السابقين واللاحقين ، صلوات الله وسلامه عليه وعلى سائر النبيين ، وآل كل وسائر الصالحين
إن الله وملآئكته يصلون على النبي ، يآ أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ
Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu SAW, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang hak jadikanlah kami termasuk dari mereka.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ
Ya Allah, perbaikilah sikap keagamaan kami sebab agama adalah benteng urusan kami, perbaikilah dunia kami sebagai tempat penghidupan kami, perbaikilah akhirat kami sebagai tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan kami di dunia sebagai tambahan bagi setiap kebaikan. Jadikanlah kematian kami sebagai tempat istirahat bagi kami dari setiap keburukan.
اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ
Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang mendapat petunjuk.
اللّهمَّ أَعِزَّ الإسْلاَمَ وَالمسلمين وَأَذِلَّ الشِّرْكَ والمشركين وَدَمِّرْ أعْدَاءَ الدِّينِ وَاجْعَلْ دَائِرَةَ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ يا ربَّ العالمين
Ya Allah, muliakanlah Islam dan umat Islam, hinakanlah syirik dan orang-orang musyrik, hancurkanlah musuh agama, jadikan keburukan melingkari mereka, wahai Rabb alam semesta. Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.
اللهم فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَخُذْهُمْ أَخْذَ عَزِيْزٍ مُقْتَدِرٍ إنَّكَ رَبُّنَا عَلَى كلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ يَا رَبَّ العالمين
Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.
رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
وصَلِّ اللهمَّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سيدِنا مُحَمّدٍ وعلى آلِهِ وصَحْبِهِ وَسلّم والحمدُ للهِ
عبادالله : إنَّ الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلَّكم تذكرون
Maraji’
1] Shafiyurrahman Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah (terj.), hal. 232-233]
2] Ibnu Katsir, As-Sirah An-Nabawiyah, Juz IV hal. 507
3] Lihat Fathul Bari (2/399), cet. Dar Al-Fikr
4] Dhoruurah At-Tafaqquh fid-diin
Kategori