Lanjut ke konten

3 Pelajaran Surat Al-Insyirah

Assalāmu ‘alaikum wa rahmatullāh,

Semoga Allah ﷻ memberikan rahmat-Nya yang tidak pernah kering kepada siapapun yang terus bergerak pada apa yang telah dimulainya dari sebuah kebaikan.

Nama Surat ke-94 dari Al-Qur’an ini adalah Al-Insyirah atau Alam Nasyrah atau Asy-Syarh.

Surat Al-Insyarah diturunkan sesudah Surat Adh-Dhuhā, sementara Surat Adh-Dhuhā diturunkan sesudah surat Al-Fajr, kemudian surat Al-Lail, kemudian surat Al-A’lā, dan seterusnya.

Jika diperhatikan secara seksama, surat ini sejatinya diperuntukkan sebagai kabar gembira bagi Nabi Muhammad ﷺ yang telah menjalani beberapa tahun dakwahnya dan mendapatkan beberapa ujian yang menyedihkan jiwanya seperti penolakan warga Thaif, wafatnya dua manusia yang dicintainya (Khadijah r.a. dan Abu Thālib) sekaligus membersamai dakwahnya, dan kesulitan lain yang pasti dirasakan para pendakwah.

Kabar gembira dimaksud adalah diangkatnya dosa beliau, dijanjikan namanya yang akan selalu terangkat sepanjang masa, sehingga lapang dada beliau bersama nikmat Iman dan Islam.

Namun begitu, sebagaimana seluruh ayat Al-Qur’an, ia pasti juga hadir untuk memberi pelajaran penting untuk seluruh umat Nabi Muhammad ﷺ sepanjang zaman. Demikian pula dengan surat Al-Insyrah. Sekurangnya saya mengelompokkan pada 3 (tiga) pelajaran besar yang akan saya detailkan point-pointnya, sebagai berikut ini:

A. Hidayah Terkait Kelapangan Dada

  • Tanda hidayah Allah telah turun, adalah lapangnya dada seseorang dalam menerima Islām.
  • Dimanapun Islam hadir, sifatnya akan melapangkan apa-apa yang sebelumnya sempit.
  • Merasa dalam pengawasan Allah dan sangat yakin dengan janji Allah adalah rahasia terjaganya hidayah

B. Kemudahan menghilangkan Kesulitan

  • Sebuah kesulitan akan datang bersama dua kemudahan.
  • Kesulitan hadir dengan takaran yang tepat sehingga siapapun pasti berhasil melewatinya.
  • Kemudahan diraih dengan penghayatan dalam berpikir mendalam
  • Sempitnya dada karena halangan diri berawal dari kemalasan dalam ragam bentuknya

C. Selalu Bergerak Untuk Allah

  • Kesibukan adalah Ciri Mukmin
    • Iman menuntut​ gerak
    • Bergerak adalah ciri kehidupan
    • Gerak membutuhkan kesungguhan
    • Kesungguhan membutuhkan pengorbanan
  • Terbiasa Berpindah-pindah Konsentrasi pada waktunya
    • Jika telah mengurus dunia, lanjutkan dengan ibadah lainnya
    • Jika telah berdiri Shalat, lanjutkan dengan banyak berdo’a
    • Jika telah melaksanakan Shalat Fardhu, lanjutkan dengan Shalat Nawāfil
    • Dan seterusnya …
  • Terbiasa memilih prioritas amal
    • Nikmati makanan yang terhidang dalam kondisi membutuhkan baru kerjakan Shalat Berjama’ah
    • Keluarkan hajat diri dalam kondisi membutuhkan baru kerjakan Shalat Fardhu
    • Dan seterusnya …
  • Seluruh aktifitas harus bernilai ibadah dan mendekatkan diri kepada-Nya
    • Hanya Allah tempat berharap
    • Hanya untuk Allah, aktifitas yang tidak mengecewakan

Demikian, semoga memberi inspirasi kepada kita semua untuk sentiasa dalam semangat dan optimisme tinggi meraih ridha Allah Swt.

Join Channel: t.me/supraha

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: