Antara Hizb dan Hizbiyyah

Ber-hizb adalah sebuah realitas, namun hizbiyyah adalah sebuah kehinaan yang tidak layak seorang mukmin terjatuh kepadanya. Kesamaan ide, cara pandang, tujuan, agenda, atau sekedar hobi, umumnya secara naluri fitrah akan mendorong manusia untuk mempersatukan diri-diri mereka dalam sebuah gerak terstruktur, dan kemudian memberikan penamaan untuk aktivitas bersama. Maka tidak heran sepanjang sejarah berbagai gerakan dalam seluruh bentuknya hadir menghiasi kehidupan manusia.
Apakah aktivitas berkelompoknya manusia menjadikan manusia berpecah belah? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Seluruhnya tergantung kepada apa cara pandangnya terhadap hizb.Apakah berhizb pasti terjatuh dalam hizbiyyah Disinilah umat perlu menguatkan pemahamannya sehingga tidak mudah terbawa ragam arus di sekitarnya.
Pertama kali, tentunya kita perlu merujuk terma ini dalam Al-Qurān al-Karīm. Di dalam kitab suci kita, terma hizb dalam bentuk isim mufrad dapat ditemukan dalam dua tempat, dan ternyata bergabung dengan lafzh al-Jalālah.
📖 Pertama, dalam surat Al-Māidah ayat 5. Allah ﷻ berfirman:
وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ
Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.
📖 Kedua, dalam Surat al-Mujadilah ayat 22, sekaligus menutup surat tersebut. Allah ﷻ berfirman:
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ اللَّهِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.
⚖ Ketika menafsirkan ayat yang pertama, al-Imam Ibn Katsir rahimahullāhu ta’āla menjelaskan bahwa ayat 54-56 ini turun terkait dengan ‘Ubadah bin Shamit r.a. yang rela melepaskan diri dari persekutuan dengan orang-orang Yahudi. Maknanya, persekutuan terhadap orang-orang beriman, yang seluruhnya sentiasa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, adalah golongan yang disebut dengan hizbullah, dan hizb inilah yang pasti menang. Mafhum mukhalafah dari penjelasan di atas adalah bahwa selain hizbullah ada hizb-hizb yang lain, tapi seluruhnya adalah hizb syaithān. 📖 Allah ﷻ berfirman dalam Surat al-Mujadilah ayat 19:
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.
Hizb asy-syaithan adalah golongan manusia yang telah dikuasai syaithan sehingga mereka lupa mengingat Allah ﷻ.
⚖ Adapun pada ayat kedua, merupakan pujian terhadap kemenangan yang diperoleh mereka di dunia dan akhirat. Golongan ini mampu menata kelola hatinya, sehingga ia hanya dapat berkasih sayang dengan sesama mukmin, dan tidak mampu berkasih sayang terhadap para penentang agama Allah, Rabbul ‘Izzati wal Jalālah.
📌 Terma hizb bermakna kelompok, golongan, partai, yayasan, pihak dan sejenisnya, yang menunjukkan berkelompoknya manusia atas sesuatu dan karena atau untuk sesuatu. Sampai disini, fahamlah kita bahwa hizbullah bukanlah semata-mata apa yang tampak zhahir, dan tidak juga sekedar labelisasi, tapu hizbullah adalah tata kelola hati cerdas sehingga realitas dirinya dalam ber-hizb tidak menjatuhkannya dalam hizbiyyah.
📌 Hizbiyyah bukanlah kelompok, tapi tata kelola hati yang buruk, sehingga muncullah sifat fanatisme kelompok, keyakinan bahwa kelompoknya yang ‘paling’ dan karenanya bermudah-mudah merendahkan kelompok diluar. Penjelasan hal ini semakin menguat ketika Allah ﷻ mengingatkan bahayanya tata kelola hati yang buruk, sehingga membuat manusia mudah berselisih dan berpecah-belah, berkubu-kubu, dan saling menghadirkan fitnah.
Allah ﷻ berfirman dalam Surat Āli ‘Imrān [3] ayat 105:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.
Allah ﷻ berfirman dalam Surat Āli ‘Imrān [3] ayat 7:
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
Allah ﷻ berfirman dalam Surat al-An’ām [6] ayat 144:
وَمِنَ الْإِبِلِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْبَقَرِ اثْنَيْنِ ۗ قُلْ آلذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ أَمِ الْأُنْثَيَيْنِ أَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ أَرْحَامُ الْأُنْثَيَيْنِ ۖ أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ وَصَّاكُمُ اللَّهُ بِهَٰذَا ۚ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah: “Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
📌 Jika hizb adalah amal zhahir yang baik maka hizbiyyah adalah amal hati yang buruk. Sejatinya, amal manusia mencakup zhahir juga batin, yang tampak maupun yang tidak terlihat. Dengan pemahaman ini, manusia yang mengharamkan hizb (organisasi) sekalipun, selain telah menentang realitas sunnatullah, juga sejatinya juga tidak pasti bebas dari hizbiyyah. Maka marilah terus menjaga diri ini dari hizbiyyah, dan tetaplah profesional dalam hizb-hizb yang telah dijalankan, agar seluruh hizb-hizb itu sentiasa dikategorikan sebagai hizbullah.
Kategori