Nasihat Pernikahan | Niat Yang Benar Untuk Menikah

Oleh: Dr. Wido Supraha, M.Si.
Baiknya sebuah pernikahan sangat bergantung dengan niat yang benar dan amal yang dibangun di atas ilmu. Ilmu sebelum amal dan amal mengikuti ilmu, demikian konsep berpikir seorang mukmin, termasuk ketika seseorang memutuskan untuk membangun mahligai pernikahan.
Rasulullah SAW pernah bersabda, sebagaimana riwayat al-Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907:
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ
“Sesungguhnya setiap amalan bergantung pada niatnya, dan bahwa setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya akan mendapatkan Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia inginkan.”
Niat yang benar akan menjadi awal yang baik dalam menjalani biduk rumah tangga. Apa sajakah tujuan-tujuan baik yang dapat dijadikan referensi niat bagi seorang Mukmin sebelum menjalani pernikahan?
1. Niat Untuk Menghidupkkan Sunnah Para Rasul
Sunnah para Rasul ada 4 (empat). Keempatnya bahkan dapat diamalkan dalam ikatan pernikahan. Dengannya sebuah pernikahan akan semakin harmonis.
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana riwayat Tirmidzi no. 1080 dan Ahmad (5/421):
أَرْبَعٌ مِنْ سُنَنِ الْمُرْسَلِينَ الْحَيَاءُ وَالتَّعَطُّرُ وَالسِّوَاكُ وَالنِّكَاحُ
“Empat perkara yang termasuk sunnah para rasul, yaitu sifat malu, memakai wewangian, bersiwak dan menikah.”
Menikah adalah salah satu sunnah para Rasul. Dengan pernikahan, para Rasul memiliki keturunan. Keluarga mereka menjadi teladan bagi keluarga-keluarga hari ini.
Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Ra’d [38] ayat 38-39:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan.
2. Niat Untuk Menjaga Kesucian dan Kemuliaan Diri
Sejatinya manusia terlahir dalam kondisi suci dan mulia. Terkadang, manusia terjebak pada kondisi yang menurunkan dan bahkan menghilangkan kesuciaan dan kemuliaan ini. Pernikahan adalah solusi untuk semakin merawat kesucian dan kemuliaan pada diri seorang Mukmin.
Rasulullah SAW bersabda sebagai riwayat an-Nasa’i no. 3218 dan at-Tirmidzi no. 1655:
وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ الْعَفَافَ
“… seorang yang menikah karena ingin menjaga kesuciannya.”
Sebagaimana kita pahami bahwa 2 (dua) perkara yang banyak memasukkan manusia ke neraka adalah ketidakmampuan manusia menjaga dampak dari kebutuhan perut dan apa yang ada di bawah perutnya (kemaluan). Pernikahan hadir agar kemaluan sentiasa terjaga yang akan mengundang kemuliaan.
Rasulullah SAW pernah bersabda sebagaimana riwayat al-Bukhari no. 5065 dan Muslim no. 1400:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai para pemuda, sesiapa yang telah memiliki baa-ah (kemampuan), maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu penjaga baginya.”
3. Niat untuk Memiliki Keturunan yang Banyak dan Shalih
Bangunlah KB (Keluarga Berencana), yakni Keluarga yang berencana masuk Jannah. Tentu saja hal ini membutukah desain dan perencanaan hingga melahirkan program-program unggulan paska pernikahan.
Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat an-Nasa’i dan Abu Dawud:
تزوجوا الودود الولود فاني مكاثر بكم الأمم
“Nikahilah wanita yang penyayang dan subur! Karena aku berbangga dengan banyaknya ummatku.”
4. Niat Menambah Pahala Melalui Ragam Amal Shalih Baru
Menikah akan mengharamkan yang sebelumnya halal, namun pada saat bersamaan juga menghalalkan apa yang sebelumnya haram. Banyak sekali hal-hal yang dihalalkan Allah SWT dan diberikan pahala yang besar, yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang menikah. Di antaranya:
a. Hubungan intim penuh berkah (jima’)
Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat Muslim no. 1006:
وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ » قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ“Hubungan intim antara kalian adalah sedekah”. Para sahabat lantas ada yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu malah mendapatkan pahala?’ Beliau menjawab, ‘Bukankah jika kalian bersetubuh pada wanita yang haram, kalian mendapatkan dosa? Maka demikian pula jika kalian bersetubuh dengan wanita yang halal, kalian akan mendapatkan pahala”.
b. Nafkah dari harta yang berkah
Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat al-Bukhari no. 5351:
إِذَا أَنْفَقَ المُسْلِمُ نَفَقَةً عَلَى أَهْلِهِ، وَهُوَ يَحْتَسِبُهَا، كَانَتْ لَهُ صَدَقَةً
“Jika seorang Muslim memberi nafkah kepada keluarganya, dan ia berharap pahala dari itu, maka nafkah tersebut bernilai sedekah.”
3. Bercanda
Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat Ishaq bin Ibrahim al-Qurrab dalam Fadhail ar-Ramyi no.13 dari sahabat Abud Darda:
اللهْوُ في ثلاثٍ : تأديبُ فرَسِكَ ، و رمْيُكَ بِقوسِكِ ، و مُلاعَبَتُكَ أهلَكَ
“Main-main (yang bermanfaat) itu ada 3 (tiga): engkau menjinakkan kudamu, engkau menembak panahmu, engkau bermain-main dengan istrimu.”
5. Niat Meraih Ketenangan dalam Hidup Yang Berkualitas
Setiap manusia tentu ingin mendapatkan hidup yang berkualitas (hayatun thayyibah). Jika manusia selalu mengembangkan fitrahnya dalam bimbingan Wahyu, niscaya ketenangan akan dengan mudah diraih. Allah SWT yang paling Mengetahui apa yang dapat menenangkan jiwa manusia dengan sebenar-benar ketenangan.
Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rum [30 ayat 21:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.
Sebagaimana Nabi Adam a.s. dahulu merasa kesepian karena bersendirian di Jannah. Terobati rasa kesepian itu dengan diciptakannya Hawa. Maka pernikahan sejatinya adalah cara Allah untuk memuliakan perempuan, maka muliakanlah perempuan.
Fahamilah bahwa pernikahan adalah menyatunya kedua ruh dalam ikatan cinta karena Allah. Bertemu karena Allah. Maka jangan terkelabui dengan jasad yang bersifat sementara. Hadirkanlah cinta dengan memberi sepenuh hati kepada orang yang dikasihi tanpa henti.
6. Niat Menjemput Rizki Yang Lebih Berkah
Konsekuensi keyakinan Mukmin yang bergantung hanya kepada Allah adalah keyakinan bahwa hanya Allah Yang Maha Pemberi Rizki dan Maha Kaya. Yakinlah bahwa jika niat kita lurus karena Allah dan diikuti dengan ketakwaan demi ketakwaan, maka Allah akan mudahkan seluruh urusan kita.
Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nur [24] ayat 32:
وَأَنْكِحُوا الأيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendiri di antara kalian, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahaya kalian yang lelaki dan hamba-hamba sahaya kalian yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Ada rizki istri kita dan ada rizki dari setiap anak-anak kita. Tugas kita untuk tetap konsisten berada di jalan Allah dan selalu menjaga kesucian dan kemuliaan diri dalam hidup.
Dari Ibn Jarir ath-Thabari bahwa Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah berkata,
اِلْتَمِسُوا الغِنَى فِي النِّكَاحِ
“Carilah kaya (hidup berkecukupan) dengan menikah.”
(Menurut al-Baghawi, ‘Umar r.a. juga pernah menyatakan seperti itu.)
Jagalah diri dari harta yang tidak halal dan berkah. Khawatirlah dengan kerasnya jiwa istri dan anak, kelak di kemudian hari, karena dampak dari harta dan makanan yang haram.
Sebagai penutup, ilmu akan mendorong seorang mukmin untuk memiliki niat yang benar dalam pernikahan, dan membekali dirinya terus menerus untuk menjadi Suami/Istri yang baik dan kemudian mempersiapkan diri untuk menjadi Ayah/Bunda yang baik dengan bekal warisan Rasulullah SAW, yakni ilmu. Semoga Allah SWT menjaga keluarga-keluarga Mukmin untuk selalu merawat niat-niat baiknya dan merawat setiap kebaikan yang telah dimulainya. Barakallahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fi khairin.
Telegram: t.me/supraha
IG: instagram.com/supraha
Channel WA: https://chat.whatsapp.com/D91ZzlmbRGwJ7e3k97rHGu
Masya Allah minta didoakan ustadz untuk segera mrnikah 🔥🔥